MOSKOW, Arrahmahnews.com – Kunjungan Presiden Suriah Bashar Assad ke Moskow telah menyebabkan “Gempa Politik” di kawasan, dan semua perkiraan musuh tentang Assad benar-benar keliru. Namun, Apa tujuan pertemuan Assad dan Putin? dan ke negara mana Assad akan melakukan kunjungan berikutnya? (Baca juga: Semakin Seru! Pasca Bertemu Assad, Putin Telepon Saudi Dan Turki, Ada apa?)
Abdel Bari Atwan Editor surat kabar Raialyoum dalam tulisannya mengatakan, sebelumnya mereka mengklaim Bashar Assad takut keluar dari Suriah, ia khawatir dengan orang-orang disekelilingnya akan berkhianat hingga ia tidak dapat kembali ke Suriah. Tetapi kunjungan Assad ke Moskow atas undungan Vladimir Putin, telah menepis anggapan salah dan keliru ini. (Baca juga: Rusia Tawarkan Aliansi 4 Negara untuk Selamat dari Tsunami ISIL)
Sebagian pengamat mengatakan bahwa sejak krisis Suriah tidak ada negara-negara Arab atau Barat yang mengundang Presiden Suriah atau mungkin saja pesawat yang membawa Assad akan menjadi target Amerika.
Atwan juga menegaskan bahwa perjalanan Assad membawa pesan penting kepada negara-negara Arab dan Barat. Dan menambahkan bahwa Presiden Rusia dengan kunjungan Assad ini ingin menekankan kembali komitmen negaranya dalam membantu penyelesaian krisis dan konflik di Suriah, serta mengumumkan bahwa Rusia akan terus melanjutkan perang terhadap semua kelompok-kelompok teroris dan negara-negara pendukung teroris. (Baca juga: AS Kecam Sambutan Hangat Putin Kepada Assad)
Dia juga mengisyaratkan ketidaksenangan musuh-musuh Assad dari kunjungan itu, Presiden Turki dan sekutu Arabnya telah menghabiskan 5 tahun untuk menggulingkan Presiden Suriah melalui embargo ekonomi dan bantuan finansial dan senjata kepada kelompok-kelompok teroris, namun tidak satupun dari rencana mereka yang berhasil. Sekarang dengan masuknya Rusia dalam konflik dan dukungan terhadap pemerintah Suriah telah membuat mereka (Turki dan sekutu Arabnya) putus harapan.
Atwan juga menekankan bahwa Bashar Assad telah kembali ke Damaskus, dan pukulan berat bagi mereka serta runtuhnya perkiraan mereka. Perjalanan ini menunjukkan kemajuan penting yang dicapai setelah 5 tahun bergulat dengan konflik dan krisis di negaranya. Mungkin yang membuat kita bertanya-tanya saat ini adalah ke negara mana Assad akan melakukan kunjungan berikutnya? yang pasti negara itu bukan Ankara dan Riyadh. (ARN/ALM)
