DAMASKUS, Arrahmahnews.com – Angkatan udara Rusia telah melakukan 934 serangan dalam waktu kurang dari sebulan. Hal ini diumumkan oleh Staf Jendral Rusia, Kamis (22/10), kemarin.
“Sejak awal operasinya di Suriah pada 30 September, Angkatan Udara Rusia telah melakukan 934 serangan di Suriah, dan menghancurkan total 819 fasilitas teroris,” ungkap Staf Jendral Rusia tersebut. (Baca juga: Ratusan Teroris ISIS Melarikan Diri Akibat Serangan Serempak Suriah, Rusia, dan Hizbullah)
“Teroris di Suriah telah kehilangan kemampuan menyerangnya akibat serangan udara Rusia dan pelarian massal prajuritnya ke Turki dan Yordania,” tambah Andrey Kartapolov, kepala Operasi Direktorat Utama, Staf Jendral Rusia.
“Pasukan Suriah juga terus menyerang secara ofensif di propinsi Aleppo, Lattakia, Idlib, Homs, dan Damaskus,” kata Kartapolov lebih lanjut. (Baca juga: Tak Kuat dengan Serangan Rusia, Para Teroris ISIS Cukur Jenggot dan Nyamar Jadi Wanita)
“Pertempuran demi pertempuran sedang dilakukan di sekitar lokasi-lokasi di mana Serangan Udara Rusia tidak bisa dilakukan, sedangkan Angkatan Darat Suriah menggunakan artileri berat terhadap unit senjata yang tersembunyi,” paparnya.
Kartapolov juga menerangkan bahwa Pasukan Rusia juga telah membombardir sebuah jembatan di atas sungai Eufrat di provinsi Deir Ezzur Suriah, memotong jalur pasokan untuk milisi ISIS dari Irak.
“Bagian penting dari rantai pasokan adalah jembatan yang melintasi sungai Efrat di wilayah Deir Ezzur. Hari ini, pilot Rusia melakukan serangan pada objek ini, yang mengakibatkan jembatan menjadi tidak mungkin untuk digunakan oleh para teroris,” katanya kepada wartawan.
Menurut Kartapolov, rute pasokan yang didapatkan dari Irak ini juga telah diidentifikasi oleh drone Rusia.
“Saya ingin menggarisbawahi bahwa serangan itu dilakukan di daerah, yang menurut mitra Amerika kami, berada di bawah kendali penuh dari unit ISIS,” katanya. (Baca juga: GEMPAR! Pengakuan Jenderal Israel, MOSSAD Bekerjasama dengan ISIS)
Menurut Kartapolov, beberapa komandan lapangan juga mulai mengusulkan gencatan senjata dan meminta negosiasi dengan Pasukan Suriah.
Rusia mulai serangan udara presisi terhadap target ISIS di Suriah pada 30 September, menyusul permintaan dari pemerintah Suriah yang diakui secara internasional. Serangan udara Rusia mencapai target yang dipilih berdasarkan laporan intelijen yang dikumpulkan oleh Rusia, Suriah, Irak dan Iran. (ARN/RM/FNA)
