arrahmahnews

Kerry dan Raja Salman Bersumpah Akan Banjiri Suriah Dengan Teroris

RIYADH, Arrahmahnews.com – Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz al-Saud telah bersumpah akan membanjiri Suriah dengan militan untuk memerangi pemerintah dan menegaskan perlunya untuk menyelesaikan krisis Suriah tanpa keterlibatan Presiden Assad. (Baca juga: Diplomasi Dungu Saudi dan Amerika di Suriah)

Dalam kunjungan ke Arab Saudi pada hari Sabtu (24/10), Kerry bertemu dengan Raja Salman di istana al-Oja, Dareya di pinggiran Riyad, di mana mereka berdua menyerukan “pentingnya memobilisasi masyarakat internasional” untuk memulihkan stabilitas ke Timur Tengah dan “perlunya transisi Assad,” Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Kerry sebelumnya telah menuduh Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai “Penghalang” dari upaya perdamaian di Suriah.

“Satu penghalang harus segera disingkirkan untuk bisa cepat bergerak, dan penghalang itu adalah orang yang disebut Assad – Bashar Assad,” katanya dalam pertemuan yang digelar di Wina pada hari Jumat dengan Rusia, Turki, dan rekan-rekan Arab.

Pada tanggal 30 September, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan Assad harus meninggalkan kantor atau menghadapi intervensi militer. (Baca juga: Pasukan Hantu Rusia Memasuki Suriah, Teroris ISIS Makin Ketakutan)

Kerry dan Salman juga menyatakan secara intensif dukungan terhadap”militan moderat” yang beroperasi di Suriah. Istilah ini sebelumnya telah menuai kritik dari Vladimir Putin dengan mengatakan bahwa tidak ada yang nama “militan moderat”, semuanya adalah teroris, ia juga memperingatkan untuk tidak melakukan standar ganda terkait masalah Suriah.

Sementara Pentagon telah mengakui bahwa sejumlah teroris yang beroperasi di Suriah telah dilatih dan dipersenjatai, yang disebut dengan Div-30.

Sementara itu, angkatan bersenjata Suriah yang mendapat dukungan dari angkatan udara Rusia, telah membuat kemajuan dalam perang melawan militan Takfiri dalam beberapa pekan terakhir. Laporan-laporan mengatakan sejumlah besar teroris ISIS meninggalkan jajaran kelompok ekstremis di tengah kemajuan pasukan pemerintah.

Suriah telah dicengkeram oleh militansi yang didukung asing sejak Maret 2011. Krisis telah merenggut nyawa lebih dari 250.000 orang sejauh ini dan jutaan orang lainnya telah mengungsi. (ARN/ALM)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: