MOSKOW, Arrahmahnews.com – Sebuah rekaman yang menunjukkan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam sebuah wawancara dengan para wartawan AS saat Klub Diskusi Internasional Valdai, tahun 2014 lalu, menunjukkan komen eksplosif Putin yang meledakkan cara pikir sebagian orang, terutama masyarakat barat, yang selama ini melalui pemberitaan berbagai medianya mengatakan bahwa Rusia adalah buruk, dan Amerika Serikat adalah baik.
Rekaman video itu juga dengan jelas dapat menjadi bukti alasan sebenarnya mengapa Presiden Rusia tersebut pada akhirnya memutuskan untuk mengirim militernya mendukung Assad dalam memerangi ISIS di Suriah. Setelah menyatakan di media bahwa (kebalikan dari pandangan Obama atasnya), ia sama sekali tidak menganggap Amerika adalah ancaman bagi Rusia, Putin kemudian memulai menjawab beberapa pertanyaan soal ISIS.
Pertama-tama Presiden itu memulai dengan mengatakan, “Siapa di dunia ini yang mempersenjatai mereka? Siapa yang mempersenjatai para pemberontak Rusia yang memberontak melawan Assad? Siapa yang menciptakan iklim politik yang diperlukan untuk memfasilitasi situasi ini? siapa yang mendorong pengiriman senjata ke wilayah tersebut?
Dari ucapan ini, jelas bahwa yang dimaksud Putin dihadapan para wartawan itu adalah Amerika Serikat.
Putin kemudian melanjutkan,
“Apakah anda sungguh-sungguh tidak tahu siapa yang bertempur di Suriah? Mereka adalah para prajurit bayaran, kebanyakannya. Apakah anda tahu mereka dibayar dengan uang? Prajurit bayaran bertempur hanya di pihak yang bisa membayar mereka lebih. Oleh karena itu, mereka mempersenjatai para prajurit bayaran itu dan membayarnya dengan bayaran tertentu. Saya bahkan tahu mereka dibayar berapa.” ungkap Putin waktu itu.
Putin kemudian lebih lanjut menjelaskan bagaimana kebijakan luar negeri gila ini telah menjadi bumerang bagi Amerika Serikat sendiri. Tentara bayaran itu tidak mau mengembalikan persenjataan yang telah dipasok AS, dan ketika mereka tahu mereka bisa mendapatkan lebih banyak dengan bertempur di pihak ISIS, merekapun berpindah memihak ISIS, membawa senjata dari Amerika Serikat, dan menduduki ladang-ladang minyak. Namun sekali lagi, siapa yang membeli minyak dari para teroris ini? tanya Putin kepada para waratwan, “mereka adalah sekutu-sekutu Amerika sendiri,” dan mengapa sanksi tidak diterapkan kepada mereka yang membelinya? Putin terus mencecar kebijakan AS.
Putin mengklaim bahwa di wilayah-wilayah Rusia dimana ISIS mencuri minyak dan membayar tentara bayarannya dengan sejumlah besar uang, makin banyak anggota al-Nusra yang oleh AS dan sekutunya disebut sebagai “oposisi moderat” dan seharusnya berada di pihak AS, justru bergabung dengan ISIS.
“Jadi kalian mendukung mereka, mempersenjatai mereka, dan esoknya mereka bergabung dengan ISIS. Tidak bisakan nantinya mereka memikirkan satu langkah ke depan?” ungkapnya pedas dihadapan wartawan AS, dalam mengkritisi kebijakan luar negeri mereka. “Saya menganggap hal ini jelas-jelas politik yang tidak profesional. Kita seharusnya mendukung dengan beradab, oposisi yang demokratis di Suriah. Kami tidak berdiri diatas politik semacam politik AS ini. Menurut kami, hal itu adalah seseuatu yang salah.”
Jika hal ini benar(dan bukti-bukti telah memperlihatkan bahwa hal ini adalah benar) maka “omelan” Putin terhadap wartwan AS itu sangat sulit untuk dibantah. Tentu saja Presiden Rusia itu masih punya segudang pertanyaan maupun pernyataan yang sulit untuk dijawab dan dibantah. Dan setelah semua ini, muncul pertanyaan mengenai siapakah teroris sesungguhnya dibalik situasi ini? mungkinkan AS juga yang berada dibelakang kudeta Ukraina selama ini? didukung oleh minion-minion kecilnya, yaitu media-media yang bekerja sama untuk menyalahkan Rusia atas situasi kacau yang tercipta?
Bagaimanapun juga, Putin ini, bukanlah Obama, yang memasang topeng di hadapan rakyat Amerika dengan menulis sebuah op-ed di New York Times pada 2013 yang menyerukan perdamaian dan kerjasama antara dua kekuatan.
Komentar Putin adalah penguat dari apa yang telah banyak dikatakan mengenai ISIS dan koneksi kuatnya dengan Amerika Serikat sejak awal krisis ini. Video setahun yang lalu ini bisa meningkatkan kesadaran mengenai perang kepalsuan yang dilancarkan negara adidaya Amerika Serikat dan menjelaskan bahwa Amerikalah yang seharusnya benar-benar disalahkan atas sebagian besar penderitaan di dunia ini. Kita juga bisa memeriksa lagi pidato-pidato Putin di PBB dalam pertemuan akhir bulan lalu, di mana ia berbicara mengenai tema-tema ini dan mempertanyakan niat Amerika Serikat dan sekutunya terkait Suriah.
Pada 28 September yang lalu ia berdiri dihadapan dunia menantang keangkuhan hegemoni Amerika dan para sekutunya.
Putin mengecam ancaman Washington atas kedaulatan, dan kemerdekaan rakyat sebuah negara. Ia mengecam kriminalitas tak berperasaan yang berupa penghancuran Washington terhadap kehidupan jutaan masyarakat yang tak memiliki dasar apa-apa selain arogansi Washington itu sendiri. Ia mengecam ilegalitas serangan Washington pada kedaulatan bangsa-bangsa lain, dan menyatakan bahwa Rusia tidak bisa lagi mentolerir keadaan ini.
Dua hari kemudian ia mengambil bagian dalam perang di Suriah atas permintaan Presidennya, Bashar Assad, dan mulai membasmi ISIS yang dibiayai dan dipersenjataii Washington. Rudal jelajah diluncurkan dari Laut Kaspia dan berhasil mencapai target ISIL dengan akurasi yang tepat.
Respon Wshington atas hal ini kemudian sangat menggelikan, melalui propaganda medianya kemudian disebar hoax yang disampaikan Wshington, “Rudal Rusia menghantam Iran”. Kebohongan yang segera menjadi bahan tertawaan seluruh dunia. Washington, menurut beberapa pakar, sedang menggali kuburannya sendiri. [ARN/RussiaInsider]
