LEBANON, Arrahmahnews.com – Penangkapan seorang pangeran Saudi yang terbukti membawa 2 ton pil “Captagon” dalam 24 tas dan 8 koper, menimbulkan kecurigaan dibalik tujuan membawa obat-obat terlarang itu. Karena obat-obatan jenis itu sangat umum digunakan kelompok-kelompok teroris, terutama ISIS.
Kantor berita al-Alam News Network melaporkan bahwa Pangeran Abd Muhsin bin Waled al Saud ditangkap pada hari Senin (26/10) di bandara Beirut, atas kepemilikan 2 ton pil Captagon.
Menurut pejabat Lebanon, temuan 2 ton obat terlarang di bandara Beirut merupakan temuan yang terbesar sepanjang sejarah.
Kantor berita Raialyoum juga melaporkan bahwa pada bulan April 2014, 15 juta pil Captagon ditemukan di pelabuhan Beirut.
Pengiriman terbaru ini berisi 12 juta pil Captagon yang bernilai sekitar $ 280 juta, dan rencananya pi itu akan dibawa dengan pesawat pribadi ke daerah “Hail”.
Menurut surat kabar Perancis Liberation Captagon atau Fentanil memiliki “efek khas stimulan” dan menghasilkan “semacam euforia – berbicara terus, tidak tidur, tidak lapar, dan energik,”. Pil ini biasa digunakan oleh orang yang menderita trauma, depresi atau masalah mental. Pil ini bernilai sangat tinggi dan penting bagi kelompok teroris ISIS, dan mereka biasa menggunakan pil tersebut, terutama orang-orang yang ingin melakukan serangan bom bunuh diri. Karena pil ini dapat menghilangan kecemasan dan ketakutan dari wajah para pelaku serangan bom bunuh diri.
BBC dalam laporannya mengangkat dengan tema “Pil Perang Suriah”, menyebutkan bahwa pil itu pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan otak dan sel-sel saraf. Namun, pil ini telah mendatangkan keuntungan besar dengan Nilai transaksi yang diperkirakan mencapai jutaan dolar AS.
Kelompok teroris ISIS memiliki kemampuan untuk memproduksi pil setan ini, dan juga digunakan oleh anggota kelompok itu dalam setiap pertempuran untuk menghilangkan rasa takut dan membuatnya semakin energik.
Surat kabar Liberation juga menyebutkan bahwa pil Captagon telah menyihir para teroris, tidak hanya kelompok ISIS yang menggunakan pil itu, tapi al-Nusra dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya juga menggunakannya untuk membangkitkan semangat dan keberanian dalam pertempuran.
Surat kabar itu juga menyatakan bahwa pil Captagon ditemukan di negara-negara teluk persia yang mencapai 4 ton pada tahun 2012, dan pada temuan tahun 2013 menjadi 11 ton. [ARN/alalam]
