arrahmahnews

Teroris Al-Qaeda, Ahrar al-Sham, ISIS Adalah Gerombolan Perampok Berbaju Islam

COLOGNE, Arrahmahnews.com – Sebuah kelompok yang mengatasnamakan Islam yang terdiri dari delapan orang, menghadapi sidang pengadilan di Cologne, Jerman, dengan tuduhan membobol sekolah dan gereja lalu mengirimkan uang yang mereka curi ke Suriah untuk mendukung perjuangan Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. (Baca juga: Beruang Rusia Mengamuk di Suriah Hancurkan ‘ISIS’ Jihadis Palsu Berkedok Agama)

Teroris Berkedok Agama

Hal ini dikatakan Juru Bicara Pengadilan Cologne, Hakim Achim Hengstenberg, kepada wartawan, sebagaimana dilansir oleh thedailybeast.com. (Baca juga: ISIS dan Kelompok Radikal Bajak Simbol Islam)

Menurut kantor kejaksaan, para pelaku pencurian berusia di rentang 23 tahun hingga 59 tahun dan mencakup empat bersaudara. Pemimpin kelompok ini diduga adalah yang paling sulung, dikenal sebagai Mirza Tamoor B. Dia merupakan warga negara Jerman berdarah Pakistan. Adapun yang menjadi operatornya di lapangan antara lain Kais, Lazhar, Leila, dan Omar BO yang juga merupakan warga Jerman.

Mirza diduga telah mengumpulkan ratusan ribu euro untuk disumbangkan kepada korban perang Suriah. Ia memasang website yang menampilkan gambar anak-anak yang terlihat tewas dalam pertempuran itu. Dia kemudian merekrut anak-anak muda menjadi anggota kelompoknya. Tidak diketahui apakah Mirza merekrut mereka dengan bertemu langsung atau melalui sosmed. Tetapi yang jelas mereka semua memiliki tujuan yang sama yaitu mencuri dan berjihad. (Baca juga: AKAR SEJARAH TERBENTUKNYA ISIS DAN AL QAEDA)

Mencuri dan melakukan penipuan untuk mendapatkan uang bukan hal aneh di kalangan kelompok ekstrimis ini dalam menjalankan misinya. Al-Qaeda, misalnya, terbiasa menginstruksikan operatornya untuk melakukan penipuan kartu kredit. Pada tahun 1990-an, sejumlah ‘Jihadis’ di Eropa juga mencoba melakukan perampokan bersenjata. Namun pencurian langsung seperti yang mereka lakukan di sekolah-sekolah dan gereja di Jerman, bukan modus yang umum mereka lakukan, karena risikonya besar tetapi hasilnya kecil.

Dalam hal ini, pencurian yang mereka lakukan beberapa kali antara Juli 2013 sampai Agustus 2014, tampaknya lebih merupakan aksi simbolis daripada untuk mendapatkan hasil. Hasil total yang mereka peroleh tidak terlalu besar, yaitu 19.000 euro atau sekitar US$ 21.000. (Baca juga: Islam Nusantara, Hari Santri, Bela Negara: 3 Jurus NKRI Perangi Kelompok Khilafah dan Radikal)

“Secara total ada sembilan pencurian yang mereka lakukan di beberapa toko, dua atau tiga sekolah dan tiga gereja,” kata  Hengstenberg.

“Dalam kebanyakan kasus itu, mereka mencuri uang. Dalam satu gereja, misalnya,  uang sebesar 30 euro diambil. Namun,  di kapel St. Augustine di Hilchenbach-Dahlbruch, mereka membobol gereja  dua hari sebelum Natal untuk mengambil piala dan benda-benda suci lainnya bernilai sekitar 10.000 euro.” (Baca juga: )

Para pencuri tampaknya tidak terlalu baik dalam mengerjakan misinya. Mereka membuat kerusakan yang luas dan berusaha membuka kubah yang berisi 10.000 euro uang gereja. Namun, mereka tidak bisa membukanya dan akhirnya putus asa lalu meninggalkannya.

Ketika ditanya tentang pembobolan itu oleh koran lokal Der Westen, Pendeta Friedhelm Rusche mengatakan, “Peristiwa ini menyentuh hati setiap orang di komunitas gereja. Penyebabnya adalah kekurangan rasa hormat pada agama,” kata dia. (Baca juga: Ketika Ustad Kondang Dukung “Jihad” Di Suriah)

“Tujuan mereka adalah untuk menggunakan hasil curian untuk mendukung orang-orang yang berpartisipasi dalam operasi tempur di Suriah,” kata Hengstenberg, dan ISIS bukan yang pertama menerima sumbangan mereka.

Menurut pengadilan, terdakwa ingin mendukung gerakan Salafi yang memerangi siapapun yang tidak mengikuti garis mereka yang memberitakan Alquran tapi pada dasarnya mereka bukanlah pengikut agama Islam, karena Islam dan Alquran tidak mengajarkan kejahatan (dalam jargon jihad mereka adalah Takfiri), dan juga menjatuhkan pemerintah Assad di Damaskus untuk menggantinya dengan sebuah negara ‘Islam’ atau Khilafah ala ekstrimis. (Baca juga: Mantan Wasekjen PBNU: Parade Tauhid Bentuk Propaganda Soft Gerakan Radikal dirikan Negara Khilafah)

Daftar organisasi yang telah menerima donasi dari kelompok ini ada pada pengadilan. Termasuk di dalamnya adalah  mitra kerja mereka seperti Ahrar al-Sham dan Junud al-Sham.

Mereka dituduh membiayai dan mengirim jihadis bepergian ke Suriah sehingga mereka bisa berpartisipasi dalam perang dengan Suriah, dan membangun jaringan dalam rangka mewujudkan tujuannya membuat negara Khilafah ala mereka. (ARN/MM/TheDailyBeast)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca