MOSKOW, Arrahmahnews.com – Maskapai penerbangan Kogalymavia milik Rusia pada hari Sabtu (31/10) kemarin mengatakan bahwa pihaknya melihat tidak ada alasan untuk menyalahkan “human error” atas kecelakaan yang terjadi di Mesir.
Sebuah pesawat penumpang milik maskapai penerbangan kecil Rusia, dari sebuah resort di Sharm El-Sheikh Mesir, menuju Saint Petersburg, terjatuh di Sinai.
Sumber-sumber informasi menegaskan bahwa pilot sebelumnya menginformasikan kepada pengontrol lalu lintas udara mengenai kesalahan teknis setelah take-off dan meminta perubahan rute.
Menurut kedutaan Rusia di Mesir, ada 212 penumpang dan 7 awak dalam pesawat. Namun Kabinet Mesir memberi angka yang sedikit berbeda dalam pernyataan mereka dengan mengatakan bahwa pesawat itu membawa 214 warga Rusia dan tiga warga Ukraina, meliputi 138 perempuan, 62 laki-laki dan 17 anak-anak. Sebelumnya pada hari Sabtu, Kementerian Perhubungan Rusia mengatakan ada 217 penumpang dan 7 awak. Sedangkan kantor berita Russia Today menyatakan 220 penumpang berada di dalam pesawat.
Menurut laporan terbaru, para pejabat militer dan keamanan Mesir mengatakan bahwa tidak ada penumpang dan awak pesawat masih hidup.
Sementara itu, juru bicara maskapai penerbangan Rusia, Kogalymavia, membantah adanya “human error” atas insiden tersebut.
Ia mengatakan bahwa Airbus A321 Rusia memiliki 12.000 pengalaman jam terbang. Ia juga menambahkan bahwa pesawat itu telah dicek sepenuhnya sebelum terbang.
Menyusul insiden tragis tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan pernyataan belasungkawa kepada keluarga korban, dan menyatakan November 1 sebagai hari berkabung nasional.
Kecelakaan pesawat di Sinai menjadi kecelakaan udara paling mematikan dalam sejarah penerbangan Rusia, melebihi bencana kecelakaan pesawat pada tahun 1.985 di Uzbekistan, yang menelan korban 200 orang meninggal. (ARN/LM/FNA)
