MADIUN, Arrahmahnews.com – Awan duka menyelimuti Indonesia akhir pekan ini. Setelah kepergian seniman Drs Suyadi (Pak Raden), Indonesia kegilangan sosok pahlawan para guru, Sartono. (Baca juga: Innalillahi, Pak Raden Sang Legenda Dongeng Anak Indonesia Meninggal Dunia)
Untuk yang belum mengenalnya, Sartono adalah pencipta lagu Hymne, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Kabar meninggalnya Sartono pun langsung ramai di jaring media sosial. Sejumlah ucapan belasungkawa mengalir deras.
“Ketua PGRI Jatim, Ichwan Sumadi: Telah berpulang pencipta lagu “Hymne Guru” Sartono (79) di Madiun, sosok yg mengangkat citra para pendidik,” ujar akun @Radioelshinta dalam akun Twitternya, Minggu, 1 November 2015.
Sartono (lahir di Madiun, Jawa Timur, 29 Mei 1936; umur 79 tahun) adalah seorang mantan guru seni musik yayasan swasta di Kota Madiun, Jawa Timur, yang dikenal dengan prestasinya dalam menciptakan lagu “Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” pada tahun 1980-an. Sebuah lagu wajib yang kini selalu dinyanyikan di sekolah-sekolah baik tingkat SD hingga SMA di Indonesia.
Sartono mempelajari musik secara otodidak tanpa mengenyam pendidikan tinggi tentang musik. Pada tahun 1978, Sartono adalah satu-satunya guru seni musik yang bisa membaca not balok di wilayah Madiun. Karena keterbatasan alat musik yang ia miliki, lagu “Hymne Guru” ia ciptakan dengan bersiul sambil menorehkannya ke dalam catatan kertas.
Sartono tetap hidup sederhana di rumahnya yang berdinding kayu di Jalan Halmahera Nomor 98 Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Ia tinggal bersama istrinya, Damiyati, yang juga pensiunan guru SD setempat dan tidak memiliki keturunan.
Lagu Hyme Guru karangan Sartono merupakan salah satu karyanya di bidang musik. Lagu ini pertama muncul bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional pada tahun 1980.
Kala itu Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan. Selain Hymne Guru, Sartono juga menghasilkan delapan lagu bertema pendidikan lainnya.
Perhatiannya dalam dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan dari Mendikbud Yahya Muhaimin dan Dirjen Pendidikan Soedardji Darmodihardjo pada saat menciptakan lagu “Hymne Guru”.
Sartono tutup usia di Rumah Sakit Umum Daerah Madiun, setelah menjalani perawatan sejak 20 Oktober lalu. Sartono dinyatakan mengidap komplikasi penyakit penyumbatan pembuluh darah otak, darah tinggi, serta diabetes melitus. (ARN/MM)
