SURIAH, Arrahmahnews.com – Militan Takfiri yang berperang melawan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad menggunakan tawanan mereka sebagai “perisai manusia,” kata kelompok pemantau. (Baca juga: Bashar Assad Sentil Negara-Negara Barat Yang Mendukung Teroris di Suriah)
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan pada hari Minggu (1/11) bahwa kelompok teroris yang menyebut dirinya Jaish al-Islam telah menempatkan warga sipil sebagai perisai logam di pinggiran ibukota, Damaskus.
Rami Abdel Rahman, kepala kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris, mengatakan bahwa kelompok teroris menempatkan warga sipil di dalam kurungan yang disebar wilayah Ghouta Timur dalam upaya untuk “mencegah … pemboman” oleh pasukan Suriah. (Baca juga: Aktifis; Rusia Bantai Teroris ISIS, Amerika dan Saudi Panik di Suriah)
“Jaish al-Islam menculik warga sipil dan menggunakannya sebagai perisai – termasuk seluruh keluarga – dijadikan sebagai perisai manusia,” katanya.
Para teroris kabarnya menempatkan lima pria dan wanita di setiap kandang.
Rahman lebih lanjut mencatat bahwa sebagian besar warga sipil diculik oleh kelompok teroris dua tahun lalu di luar Adra al-Ummaliyah, sebuah lingkungan di Ghouta Timur.
Militan yang beroperasi di wilayah tersebut secara teratur menembakkan roket ke ibukota, dan menyebabkan korban dan kerusakan material. (Baca juga: Irak-Rusia Setuju Hentikan ISIS Yang Kabur Dari Suriah Ke Irak)
Sebuah sumber polisi Suriah mengatakan bahwa seorang gadis Suriah tewas dalam serangan mortir yang dilakukan oleh kelompok Jaish al-Islam yang mendarat di lingkungan pemukiman Qusour di ibukota. Satu lagi warga sipil terluka dalam serangan itu.
Serangan mortir intensif dilakukan setelah tentara Suriah berhasil melakukan operasi untuk membebaskan beberapa desa dan kota-kota, termasuk Maraen, Hamimeyeh, Hamidah, Hamidi, Meshrfeh dan Sabhiyeh di pinggiran barat daya kota Aleppo, barat laut Suriah.
Konflik di Suriah telah menewaskan lebih dari 250.000 sejak Maret 2011, menurut PBB. Lebih dari 12 juta orang, termasuk lebih dari 5,6 juta anak-anak membutuhkan bantuan kemanusiaan. (ARN/PTV)
