ANKARA, Arrahmahnews.com – Dalam kemenangan spektakuler AKP, maka partai itu akan memiliki posisi kuat untuk mengambil alih semua tuas yang masih tersisa dari kekuasaan; tentara, layanan keamanan dan media. Sejak pertama kali membentuk pemerintahan pada tahun 2002, AKP secara progresif menghilangkan semua lawan politik di posisi otoritas negara Turki sekuler yang didirikan oleh Kemal Ataturk. (Baca juga: AS dan Turki Selamatkan Abu Bakar al-Baghdadi di Irak)
Hampir semua media pemerintah dan swasta berada di bawah kendali AKP, dimana hal itu merupakan salah satu faktor yang menjelaskan kenaikan tinggi perolehan suara partai tersebut. Televisi pemerintah telah memberikan selimut yang cukup luas untuk Erdogan dan AKP, dan mengabaikan lawan-lawannya.
Strategi Erdogan selama lima bulan semenjak jajak pendapat terakhir adalah dengan berusaha untuk menghadapi Kurdi dan melakukan pembusukan HDP dengan menggunakannya sebagai proxy dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah berjuang dalam perang gerilya melawan negara Turki sejak tahun 1984. Semalam para pendukung AKP mengklaim bahwa para pemilih konservatif dan religius Kurdi, telah meninggalkan HDP karena menganggapnya telah dinodai oleh hubungan partai itu dengan kelompok “teroris”. (Baca juga: Dua Menteri Turki dari Suku Kurdi Mengundurkan Diri)
Konfrontasi dengan Kurdi yang dijadikan oleh AKP untuk memainkan kartu nasionalisme, berhasil merebut suara Partai Gerakan Nasional (MHP) sayap kanan anti-Kurdi yang karena kepemimpinan kurang baiknya dan kebijakannya yang tidak efektif, menjadikan perolehan suaranya turun dari 16 hingga 12 persen. Partai sentris dan sekuler, Partai Rakyat Republik (CHP), partai oposisi terbesar, mendapat perolehan suara yang tetap sama pada sekitar 25 persen, namun itupun tidak akan pernah mampu merebut inisiatif politik dan menampilkan diri sebagai alternatif meyakinkan bagi AKP. (Baca juga: Harian Turki Pecat 5 Wartawan dan 2 Kolumnis Karena Kritik Pemerintah)
Meskipun semalam, berakhirnya pemilu Turki kemarin diikuti dengan meningkatnya lira atas dolar Amerika, di waktu yang sama, diperkirakan perpecahan etnis, sektarian dan agama di Turki tidak akan hilang. Bagi kaum Kurdi, hasil mengecewakan yang diperoleh HDP akan memperkuat keyakinan mereka bahwa perjuangan dengan mengangkat senjata adalah satu-satunya langkah untuk maju. Disamping itu, ada banyak yang akan berpendapat bahwa . (Baca juga: Utusan Turki Disemprot Putin, Pergi Ke Neraka Bersama ISIS)
Minggu-minggu terakhir kampanye berlangsung tanpa aksi unjuk rasa, kecuali yang diselenggarakan oleh AKP, dimana terjadi peristiwa pemboman dalam demonstrasi di Ankara pada 10 Oktober yang lalu dan menewaskan 102 orang. Banyak pemilih di Istanbul mengatakan mereka khawatir bahwa kekerasan yang terjadi itu akan menjadi lebih buruk. (Baca juga: Detik-detik Ledakan Bom di Ankara Turki :Video)
Banyak pemilih sekuler terang-terangan menunjukkan rasa jijik mereka terhadap AKP yang menjalankan suatu pemerintahan dengan memaksakan berbagai peraturan di Turki. (ARN/RM/TheIndependent)
