JAKARTA, Arrahmahnews.com – Hari ini delegasi FIFA dan AFC datang bertemu Presiden dan Menpora untuk membicarakan situasi Indonesia yang sampai sekarang diberi sanksi oleh mereka.
Agendanya sudah pasti bernegosiasi dengan Presiden terkait status PSSI yang dibekukan pemerintah.
Ini yang saya suka dari pakde. Harga dirinya begitu tinggi ketika ia harus berhadapan dengan orang asing. Mereka yang harus datang kesini dan kulonuwun sama kita, jangan kita yang mau diatur2 oleh mereka. Begitu kira-kira bahasa tubuhnya. Dan mau tidak mau datanglah FIFA.
Bagi FIFA, Indonesia ini bukan negara kecil seperti Singapura. Dengan penduduk lebih dari 250 juta dan fanatisme yang tinggi terhadap daerah, maka FIFA akan menjadi pihak yang merugi jika Indonesia tidak ikut serta dalam organisasi internasional ini. Dan yang terdampak memang AFC, salah satu wakil FIFA di Asia. Tidak rame kalau Indonesia tidak ikut, dan yang jelas pendapatan organisasi akan menurun tajam.
Langkah berani Presiden dan Menpora ini memang tidak disangka-sangka oleh FIFA. Dulu, melalui organisasi perwakilannya di Indonesia yaitu PSSI, mereka selalu main gertak bahwa Indonesia akan disanksi jika ikut campur masalah PSSI.
Presiden sebelumnya bisa diginiin, tetapi pakde tuh tidak bisa digituin ( nasar mode on ). Ditantang begitu, ya dibekukan saja sekalian dan lihat reaksi mereka.
Maka guncanglah PSSI yang baru saja memilih pengurus, persis seperti guncangan ibu hamil yang sudah bukaan sembilan. Mereka sibuk mencaci pemerintah, menakut-nakuti “nanti kalau ga bisa maen di internasional, malu lho kita..”, sampai para pemain dipasang muka memelas di media si teddy bear, mengkhawatirkan nasib periuk nasinya jika tidak ada kompetisi. Persis kayak anak kecil yang dihukum dgn tidak diberi uang jajan.
. Kalau dulu masih bisa nowel-nowel yang diatas lewat Menpora lama yang lebih jago komputer daripada olahraga, yang sekarang bahkan Menporanya sama batunya dengan atasannya. Ini situasi yang sama sekali tidak mereka antisipasi.
Apalagi sesudah Presiden sukses menyelenggarakan even sepakbola tanah air tanpa sama sekali melibatkan PSSI. Makin gundah gundala-lah mereka. Ya gimana gak gundah, sekarang PSSI itu terus ngapain? Cuman pegang statuta FIFA tapi gak bisa selenggarakan apa-apa, persis seperti jomblo yang dikacangin. Disenyumin doang, tapi ga diapa-apain. Emangnya patung taman ?
Datangnya FIFA ketemu Presiden ini saja mereka sudah kelojotan. Bahkan wakil ketua umum PSSI, Hinca Panjaitan, dengan resah mengatakan bahwa kedatangan FIFA ini untuk memaksa pemerintah mencabut pembekuan PSSI. Jika pemerintah tidak mau, maka FIFA akan memberi “tindakan yang masih dalam rencana cadangan”.
Keliatan sekali dikuat-kuatkan statemen-nya, padahal jantung mereka deg-degan, jangan-jangan FIFA setuju kalo kepengurusan PSSI di bubarkan dan diganti orang-orang baru yang disetujui pemerintah. Bisa mati telanjang mereka. Apalagi melihat track record pakde yang jago negosiasi dan menguasai jurus tendangan tanpa bayangan.
Pakde memang terkenal dengan jurus “menendang lebih cepat dari bayangannya sendiri”. Mirip-mirip Lucky Luke. Dan saya yakin, seperti yang sudah-sudah, hasilnya akan surprise, tidak bisa diperkirakan dan pasti bisa diterima kalangan, kecuali oleh Dalton bersaudara yang bercokol di dalam tubuh PSSI.
Ah, sambil minum kopi sore hari saya tidak sabar menunggu seperti apa ya langkah pakde kali ini. Semoga semua berjalan lancar dan kita bisa menikmati even Internasional lagi, tapi kali ini dengan kepala tegak karena kita menunjukkan kepada FIFA dan dunia bahwa kita adalah negara berdaulat. (ARN/MM)
Sumber: Akun Facebook Denny Siregar
