DAMASKUS, Arrahmahnews.com – Para ahli senjata kimia telah membenarkan bahwa kelompok milisi teror di Suriah telah menggunakan bahan kimia yang dikenal sebagai gas mustard dalam pertempuran di kota Mare’a di Utara pedesaan Aleppo pada bulan Agustus. (Baca juga: Pemberontak Suriah Terima Kargo Berupa Senjata Kimia)
“Para milisi telah menggunakan gas mustard terhadap satu sama lain dalam pertempuran di Mare’a pada bulan Agustus,” ungkap para ahli dari Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) sebagaimana dikutip surat kabar berbahasa Arab, Al-Hayat pada hari Jumat hari (6/11).
Gas mustrad itu digunakan oleh kelompok takfiri ISIS melawan kelompok-kelompok teroris lainnya.
Dugaan serangan zat kimia di Mare’a, sebuah kota yang terletak sekitar 80 kilometer utara Aleppo, terjadi beberapa hari setelah sumber medis di kota itu melaporkan bahwa mereka menerima pasien yang memiliki gejala yang menunjukkan paparan gas beracun.
Menyusul serangan pada tanggal 21 Agustus, 23 pasien dirawat di rumah sakit setelah dokter mengatakan sampel darah pasien-pasien itu menunjukkan bahwa mereka terkena gas mustard. (Baca juga: Anggota Parlemen Turki; Ankara Pasok Gas Beracun Untuk Teroris di Suriah)
Pada tanggal 14 Agustus, media AS mengutip ucapan beberapa intelijen Amerika dan para pejabat militer yang mengatakan bahwa para teroris telah menggunakan gas mustard sebagai senjata dalam serangan mereka di kota timur laut Suriah, Hasaka pada awal Agustus.
Sulfur mustard, juga dikenal sebagai gas mustard, dapat menimbulkan lepuhan besar pada kulit yang terkena dan juga luka di paru-paru.
Para milisi ISIS telah melakukan berbagai tindakan kekerasan mengerikan seperti pemenggalan di depan publik dan penyaliban terhadap semua komunitas, termasuk Sunni, Syiah, Kurdi, dan Kristen di daerah-daerah yang mereka serbu.(ARN/LM/FNA)
