arrahmahnews

DAHSYAT… Koran Addiyar Bongkar Telpon Rahasia Raja Salman dan Obama Tentang Suriah

LEBANON, Arrahmahnews.com – Menurut surat kabar Addiyar, raja Saudi yang berusia delapan puluh tahun, Raja Salman mengadakan percakapan telepon yang intens dengan Kantor Gedung Putih dalam hal menegur Presiden Obama karena tidak bertindak tegas untuk mengakhiri perang yang dilancarkan Moskow dalam melawan militan dukungan Saudi di Suriah. (Baca juga: 10 Fakta Suriah Yang Tak Terbantahkan)

Raja Salman Bertemu Obama @Foto_Republika

Arab Saudi sangat mengkhawatirkan serangan udara Rusia yang menargetkan gerilyawan dukungannya yang hendak menggulingkan Presiden Suriah Bashar Assad. Menurut Saudi, pada gilirannya serangan udara Rusia telah secara dramatis mengurangi bahkan menghilangkan prospek ‘perubahan rezim’ negara yang sedang dilanda perang tersebut.

“Tuan Presiden, saya telah berusaha memperingatkan anda berkali-kali bahwa kita harus segera memasok para revolusioner itu dengan senjata anti rudal yang memadai guna menghalangi Rusia dalam intervensinya di Suriah dan implikasinya yang mendalam terhadap keamanan kerajaan, tapi saya sangat kecewa, permintaan saya untuk tindakan yang serius jatuh ke telinga yang tuli,” demikian surat kabar Addiyar mengutip percakapan Raja Salman dan mengklaim bahwa informasi ini di dapat dari sumber informasinya dalam kerajaan. (Baca juga: Sektarian, Propaganda Wahabi Saudi dan AS yang Dimainkan di Suriah)

“Kita tak punya pilihan,” tambah raja Salman, “ Apakah Anda memaksa Putin untuk menerima gencatan senjata tanpa syarat dengan segera di Suriah dan mengakhiri kampanye militernya, atau kami terpaksa harus memikirkan kembali aliansi kami dengan Amerika Serikat dan secara sepihak mengerahkan semua upaya untuk menggulingkan Bashar Assad, termasuk konfrontasi militer, dan semua hal yang dibutuhkan untuk itu. (Baca juga: Bashar Assad Sentil Negara-Negara Barat Yang Mendukung Teroris di Suriah)

Untuk persoalan yang sama, menteri perminyakan Arab Saudi, Ali al-Naimi mengancam konsumen barat bahwa KSA akan meningkatkan harga minyak mentah hingga 89 dolar per barel karena pendapatan Kerajaan itu dari minyak telah menyusust sangat tajam.

Analis pasar percaya pernyataan resmi Saudi tersebut datang dengan tujuan untuk menyeret AS dan sekutu Baratnya agar mau menempatkan diri mereka di belakang para pemberontak dukungan Saudi di Suriah.

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS kini meminta warganya untuk hati-hati dan mempertimbangkan risiko bepergian ke Arab Saudi. Dilaporkan bahwa ada serangan yang ditujukan terhadap warga AS dan ekspatriat Barat lainnya dalam sebulan terakhir, begitu juga tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh mereka. (ARN/RM/AWDNews)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: