MOSKOW, Arrahmahnews.com – Jika perubahan pemerintahan di Suriah tetap dipaksakan, maka seluruh kawasan akan berada tepat di tepi jurang kehancuran. Hal ini diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Tidak seperti Rusia, Barat, terutama Amerika Serikat dan sekutu Eropanya, tidak mau melihat kenyataan bahwa Presiden Bashar Assad adalah pemimpin sah di negara itu. Mereka justru mendukung oposisi Suriah yang bertujuan untuk menggulingkan presiden.
Sementara itu, Rusia mengambil sikap membantu, baik pemerintah yang sah maupun warga sipil di negara yang dilanda perang tersebut.
“Jika operasi berikutnya (yang dilakukan Barat) berupa kekerasan untuk memaksa perubahan kekuasaan di negara Timur Tengah itu dilakukan, maka hal itu akan menjadi bencana tidak hanya untuk Suriah, tetapi juga akan menjadi elemen paling berbahaya dalam rantai penghancur atas apa yang tengah terjadi di wilayah tersebut. Kawasan tidak mungkin bisa menanggung satu lubang hitam lagi, “ungkap Zakharova kepada harian Komsomolskaya Pravda Rusia dalam sebuah wawancara pada hari Selasa(10/11).
Menurutnya, kawasan tidak hanya hanya akan berubah menjadi sekumpulan negara-negara yang mengerikan, namun secara keseluruhan akan “meledak” bersamaan.
“Dan apa yang akan terjadi selanjutnya? Itulah tepatnya yang diinginkan ISIS. Daerah penuh kekacauan lain untuk dikuasai. Itulah mengapa kami mengatakan bahwa tugas paling penting saat ini adalah untuk menyelamatkan srtuktur kekuasaan di Suriah,” Zakhrova menekankan.
Suriah berada dalam keadaan perang saudara sejak tahun 2011. Pasukan pemerintah melawan pemberontak yang disebut moderat dan beberapa kelompok-kelompok ekstremis, termasuk ISIS dan Front al-Nusra.(ARN/RM/SputnikNews)
Sebar:
