LONDON, Arrahmahnews.com -Surat kabar Inggris mengungkap skandal para penjaga dan pasukan keamanan Mesir yang menggunakan perangkat deteksi bom (detektor) palsu di bandara internasional Sharm El-Sheikh.
Menurut laporan surat kabar “The Sun”, menjelaskan bahwa beberapa karyawan hotel di Sharm El-Sheikh juga terlihat menggunakan perangkat palsu untuk mendeteksi bom, dan tindakan ini sejalan dengan instruksi pejabat keamanan untuk menjamin keamanan wisatawan manca negara. (Baca juga: HEBOH…Kronologi Pasukan Hantu Rusia “Spetsnaz” Tangkap Agen “CIA” Dalang Jatuhnya Pesawat A321)
Sumber itu juga menyatakan bahwa penjaga keamanan di Sharm Sheikh juga terlihat menggunakan detektor palsu, dan perankat palsu ini biasa dijual bebas di berbagai belahan dunia.
Berita penggunaan perangkat detektor palsu di saat pesawat penumpang Rusia jatuh setelah lepas landas dari bandara Sharm el-Sheikh, yang menyebabkan 224 penumpang tewas dalam peristiwa itu. Sementara itu, ribuan wisatawan masih tertahan setelah negara beruang putih menutup penerbangan ke Mesir, dan pemerintah Rusia juga telah mengirim 44 pesawat komersial untuk mengevakuasi warganya dari Mesir. Namun, ironisnya ditengah kekhawatiran, keamanan Mesir justru menggunakan pengamanan dengan perangkat detektor palsu. (Baca juga: Rusia Kirim 44 Pesawat Untuk Evakuasi 78.000 Warganya dari Mesir)
The Sun juga menyebutkan salah satu penjaga keamanan mengatakan bahwa sistem ini untuk mencegah bom mobil, sementara perangkat plastik kecil ini tanpa layar dan bateri, hanya ada satu antena yang terhubung dengannya.
Poul Beaver mengatakan kepada The Sun bahwa ini adalah salah satu perangkat palsu yang dijual bebas di beberapa negara, dan 2 tahun yang lalu telah dibuktikan bahwa perangkat itu palsu. Ia juga menegaskan dengan perangkat palsu ini, kita tidak dapat menemukan apapun. (Baca juga: Sunday Times; Abu Osama Dalang Pemboman Pesawat Rusia)
Pengamat keamanan, Poul mengatakan kelompok teroris sedang mempersiapkan serang teror, dan mereka telah mengetahui bahwa titik-titik cek poin tidak memberlakukan pejagaan yang ketat.
Sebelumnya, pengusaha inggris menjual detektor bom palsu ke Irak, dan mereka menggunakan alat itu di pos-pos pemeriksaan, dan kita melihat banyak masalah dan kekacauan di Irak, tambahnya. (ARN)
