arrahmahnews

Berjuang Lawan ISIS, Wanita Cantik Denmark Ini Justru Dianggap Ekstremis

KOPENHAGEN DENMARK, ARRAHMAHNEWS.COM – Joanna Palani adalah seorang wanita muda warga Denmark keturunan Kurdi, yang menjadi terkenal saat mendeklarasikan diri akan membela kaumnya dengan meninggalkan Denmark dan memerangi ISIS di Timur Tengah, tahun lalu.

Dalam wawancaranya dengan Sputnik News yang diberitakan pada hari Rabu (18/11) kemarin, Joanna Palani menyatakan bahwa saat ia kembali ke Denmark untuk suatu keperluan, ia mendapati passportnya disita pihak kepolisian dan Badan Intellijen Denmark, PET. (Baca Juga: 3 Pejuang Wanita Penumpas ISIS di Irak)

“Mereka mengambil paspor saya dan mengatakan saya tidak diizinkan untuk meninggalkan Denmark karena saya adalah sebuah” ancaman bagi negara Denmark, “yang tidak masuk akal dalam hal ini adalah, Denmark juga merupakan bagian dalam perang melawan ISIS,” ungkapnya menyesali tindakan tidak adil yang diterimanya. “Saya memiliki seorang pengacara sekarang, yang membantu saya. Kami akan tuntut keputusan ini.”

Gadis berusia 22 tahun itu adalah salah satu dari banyak warga Barat keturunan Kurdi yang bergabung dengan pasukan Kurdi memerangi ISIS di Kobani, Suriah. Suku Kurdi di Kota Suriah kerap dibantu oleh pasukan Peshmerga Irak dalam melawan ISIS.

joanna-Palani


Ketika ditanya dalam wawancara  tentang alasan mengapa dia memutuskan untuk drop out dari universitas dan memilih melawan ISIS bersama dengan pasukan Kurdi Irak, Joanna Palani mengatakan ia memutuskan untuk pergi setelah mengetahui bahwa Ayn al-Arab dan Shingal disita oleh ISIS dan warga sipil menjadi korban serangan hingga tewas di sana. (Baca juga: Gelombang Anti Turki di Eropa Protes Serangan Kepada Warga Kurdi)

Ia percaya bahwa setiap negara harus melawan atau setidaknya membantu kaumnya, kaum Kurdi untuk melawan ISIS dan kelompok teroris lainnya, dan menurutnya pasukan koalisi pimpinan AS tidak membantu kaumnya disana.

Di Denmark, Joanna mendengar bagaimana kaumnya dibunuh dari segala sisi dan hal itu membuatnya tak bisa tenang dalam menjalani kehidupannya. Hal itu kemudian membuatnya memutuskan untuk meninggalkan bangku kuliah dan bergabung dengan kaumnya melawan teroris ISIS di Irak dimana ia menghabiskan satu tahun lamanya sebagai sersan pelatih di kamp wanita di Kurdistan.

Ketika ditanya apakah pasukan Kurdi membutuhkan dukungan, persenjataan atau peralatan lainnya dalam perjuangan mereka melawan ISIS, Joanna mengatakan mereka sangat perlu
.

“Setiap kali kami terlibat dalam pertempuran dengan ISIS atau al-Qaeda, kami tidak memiliki peralatan yang baik, sementara pasukan ISIS sebagian besar dipersenjatai dengan senjata modern AS dari tahun 2003,” keluhnya.

Saat ditanya mengenai rencananya di masa depan, Joanna Palani mengatakan bahwa ia ingin kembali ke unitnya dan tetap menjalankan tugasnya.

“Dan jika perang dengan ISIS berakhir, Saya akan kembali ke sekolah saya lagi….kalau saya tidak tewas saat itu,” ungkapnya. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca