Analisa

Denny Siregar: Kisah “Cinta” Politik Prabowo

21 November 2015,

SUARA RAKYAT, ARRAHMAHNEWS.COM – Selama ini kita warga Indonesia pasti bertanya-tanya kenapa PKS ikut koalisi KMP yang di komandani oleh Prabowo?. Inilah tulisan Denny Siregar pegiat dunia media sosial yang membuka ada apa dibalik itu semua, meskipun tulisan ini sederhana tapi isi dari tulisan itu sangat padat.

Denny Siregar, “Apa jadinya kalau negara ini dipimpin Prabowo ?” Itu yang sekarang sedang bermain dibenak kita melihat begitu banyaknya akrobatik politik dari sisi Koalisi Merah Putih. Bisa jadi menyeramkan.

Indonesia ini bisa dibilang sedang sekarat ketika ditinggal oleh SBY. Cara SBY mengobati sakit bukan kemudian dicari sumber penyakitnya, tetapi hanya dibius, diinfus, diberi penenang hanya supaya memperpanjang hidupnya.

Kumpulan

Kebutuhan pangan meningkat, sedangkan harga pangan dimainkan mafia. Subsidi BBM memberatkan keuangan negara, sedangkan mafia migas tiap hari mengeruk keuntungan ratusan miliar rupiah. Pulau-pulau besar seperti Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan tidak berkembang, karena fokus ekonomi tetap di Jakarta.

Solusinya? Menambah hutang tanpa menambah sumber pendapatan, dengan Bantuan Langsung Tunai. Masyarakat diajari konsumtif, tanpa berfikir produktif. Mirip orang kaya dengan banyak hutang untuk mempertahankan gaya hidupnya. Seperti bola salju yang semakin lama semakin besar, hutang itu akan berdampak dahsyat di kemudian harinya dan pada satu titik Indonesia akan menyatakan dirinya bangkrut persis seperti Yunani.

Ketika negara bangkrut, akan terjadi kerusuhan sosial dimana-dimana. Kaum radikal berbaju agama akan memanfaatkan situasi ini dengan mudah dibantu oleh asing yang mengincar kepemilikan sumber daya alam. Kita berpotensi menjadi Suriah kedua.

Kapitalisme kesehatan, transportasi akan semakin berjaya. Orang mati di jalan karena tidak mampu membayar biaya pengobatan akan menjadi sumber masalah dimana2.

Memang ada sisi yang bagus pada zaman SBY, dimana KPK berfungsi dengan baik. Tapi perlu diingat, KPK terus diarahkan untuk memberantas korupsi di pinggir-pinggir dan dijadikan alat tawar untuk mengancam partai lain yang tidak sejalan sekaligus sebagai alat hiburan rakyat yang susah. Sedangkan pusat korupsinya seperti di Petral akan tidak tersentuh karena KPK sangat sibuk.

Dan ketika pilpres, kita melihat ke arah mana partai lambang segitiga itu mencoba menunggang ? Tentu ke arah calon pemenang yang akan membantu mengamankan sumber pendapatan mereka di Petral, dimana cawapres-nya adalah salah satu dari mereka juga. Bahasa netral yang mereka keluarkan itu hanya bahasa “amis amis lambe” atau manis-manis di mulut.

Itulah kenapa di belakang Prabowo banyak sekali penumpang yang satu pemikiran. Mereka saling mengamankan kepentingan. Prabowo sebelas dua belas sifatnya dengan SBY. Hanya kalau SBY selalu sembunyi dalam sikap keprihatinan sedangkan Prabowo akan banyak bersembunyi melalui retorika-retorika bahwa negara akan menjadi macan asia, sambil membangun lorong-lorong pengerukan korupsi baru di bawah tanah, tempat yang tidak terlihat mata atas nama kebutuhan negara. Mirip seperti pengacara – siapa ya namanya ? – yang lembut di depan kamera tetapi brutal di ranjang.

Kelemahan sikap Prabowo akan menyuburkan ladang makelar-makelar yang mencari rente diantara kebutuhan negara. Dan mereka akan aman, karena mereka bisa berlindung di dalam parpol yang loyal kepada Prabowo. Prabowo loyal terhadap mereka yang loyal kepadanya. Mereka sangat paham bagaimana cara mengendalikan Prabowo. Angkat dia tinggi-tinggi, perlakukan seperti raja-raja, dan beri dia terus mainan maka situasi akan aman.

Begitu cantik cara Tuhan membuka semua topeng mereka dengan mereka menelanjangi dirinya masing-masing. Kita akhirnya mempunyai bayangan yang mengerikan begitu jelas terhadap mereka, sesudah Jokowi membongkar semua apa yang pernah dan akan mereka lakukan kemudian.

Tuhan melindungi bangsa ini dari kebangkrutan seperti Yunani dan kerusuhan seperti Suriah. Untung saja Nusantara tidak disebut-sebut dalam hadis akhir zaman seperti halnya Suriah, Irak dan Yaman.

Mungkin kalau Prabowo yang menjadi Presiden, saya akan mundur dari menulis. Maksudnya, menulis sambil jalan mundur. (ARN)

Sumber: DennySiregar.com

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca