arrahmahnews

Analis; “Koalisi Islam Anti-Teror” Tak Berumur Panjang

17 Desember 2015

KAIRO, ARRAHMAHNEWS.COM – Sejumlah pengamat Mesir menilai apa yang disebut Arab Saudi dengan “Koalisi Islam Anti-Teror” sebagai koalisi abal-abal yang tidak akan menghasilkan perubahan apapun. [Baca juga; Rizal Assad: Saudi Bentuk Aliansi “Pro” Terorisme dan Ekstrimisme]

Pakar strategi Mesir, Fouad Nabil, dalam wawancara yang dilansir al-Wafd, Rabu (16/12), mengatakan faktor kegagalan koalisi ini lebih besar daripada faktor kesuksesannya.

“Ketika koalisi Arab saja gagal akibat berbagai perselisihan sejumlah negara menyangkut berbagai isu,  lantas bagaimana mungkin koalisi baru yang melibatkan lebih dari 30 negara ini akan sukses dan bisa mencapai kata mufakat?” katanya. [Baca juga; Lebanon Geram Namanya Dicatut Saudi Dalam “Aliansi Islam Melawan terorisme”]

Padahal, lanjutnya, pembentukan pasukan gabungan Arab lebih baik daripada pembentukan koalisi Islam.

“Sebab, kita berada di kawasan yang sama (Timteng), dihubungkan dengan sejarah dan masa depan yang sama. Selain itu, negara-negara Arab juga memiliki satu bahasa yang sama, berbeda dengan koalisi Islam yang tidak ada kaitannya satu sama lain kecuali faktor agama, sebab negara-negara Islam terpencar di berbagai kawasan dunia,” terangnya.

Dia memastikan bahwa koalisi pimpinan Saudi tidak akan bisa menjadi koalisi yang kongkret untuk menumpas terorisme, terutama ISIS yang mengancam semua negara.

Pernyataan serupa dikemukakan oleh Yasri al-Azbawi, pengamat dari Pusat Kajian Strategi al-Ahram, Mesir.  Dia mengaku tak habis berpikir bagaimana mungkin koalisi itu akan berhasil, sedangkan koalisi Arab saja morat-marit akibat perselisihan pendapat.

“Koalisi ini tidak akan mendatangkan hal baru untuk perang melawan terorisme,” pungkasnya.

Seperti diketahui, menteri Pertahanan Arab Saudi Mohammed bin Salman Selasa lalu (15/12) mengumumkan sebanyak 34 negara Islam telah membentuk koalisi militer untuk mengganyang kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). [Baca juga; Mujtahid Ungkap Rahasia Bin Salman Dalam Pembentukan Aliansi 34 Negara]

“Negara-negara (tersebut) di sini telah memutuskan membentuk aliansi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi untuk memerangi terorisme, dengan pusat operasi gabungan yang berbasis di Riyadh untuk mengkoordinasikan dan mendukung operasi militer,” bunyi pernyataan itu, seperti dilansir SPA.

Dalam konferensi pers, Mohammed bin Salman  mengatakan bahwa serangan terhadap terorisme di Irak, Suriah, Libya, Mesir dan Afghanistan akan “dikoordinasikan”.

Wakil Putera Mahkota Saudi ini juga mengatakan bahwa kelompok yang diperangi bukan hanya ISIS, melainkan juga kelompok-kelompok teroris lain.

Namun demikian, pengumuman itu disangsikan oleh banyak orang. Pasalnya, Saudi ternyata asal catut nama sejumlah negara, termasuk Indonesia. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca