arrahmahnews

Lebanon Geram Namanya Dicatut Saudi Dalam “Aliansi Islam Melawan terorisme”

16 Desember 2015

BAERUT, ARRAHMAHNEWS.COM – Isu pembentukan koalisi anti-terorisme yang dipimpinan oleh Arab Saudi, pada Selasa (15/12) mengejutkan banyak pihak yang nama negaranya dicatut dalam koalisi tersebut.

Menteri Pertahanan Saudi, Mohammed bin Salman pada Selasa, mengumumkan bahwa ada 34 negara yang telah menyatakan bergabung dalam koalisi anti terorisme dan ekstrimisme, termasuk Lebanon, Pakistan dan Indonesia. [Baca juga; Menlu Retno dan Indonesia Tolak Gabung Aliansi Arab Spring Kedua].

Pengumuman keanggotaan Lebanon dalam aliansi tersebut, menimbulkan protes dan kritik keras di dalam negeri, bahkan Perdana Menteri Lebanon berada dalam tekanan, dan terpaksa mengungkap latar belakang bergabungnya Lebanon dengan aliansi Saudi untuk menenangkan suhu politik di negerinya.

Setelah pengumuman pembentukan aliansi 34 negara, suhu politik dan media Lebanon mulai mempertanyakan, siapa aktor atau utusan negara yang mengumumkan pastisipasi dalam kesepakatan aliansi Saudi?

Koran Al-Akhbar terbitan Lebanon menulis pemerintah Lebanon untuk menandatangani perjanjian regional dan internasional harus terlebih dahulu disahkan oleh anggota DPR atau pemerintah tidak bisa menandatangi perjanjian tanpa persetujuan DPR.

Televisi Al-Manar mengutip sumber dari kantor kementerian melaporkan bahwa staf sekretariat pemerintah Lebanon tidak tahu menahu kesepakatan dengan keikutsertaan Lebanon dalam aliansi anti terorisme pimpinan Saudi.

Tekanan terhadap pemerintah semakin bertambah seiring dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Lebanon, yang mengatakan bahwa Lebanon tidak pernah bergabung dengan aliansi Saudi. Dan menambahkan pernyataan Kementerian Pertahanan Arab Saudi telah mencederai Kementerian Luar Negeri Lebanon.

Kementerian Luar Negeri Lebanon mengkritik keras pengumumam sepihak yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Saudi, yang mengatakan keanggotaan Lebanon dalam “Aliansi Islam Melawan Terorisme” tanpa koordinasi dengan Kementerian ini, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri Lebanon. Dia juga menegaskan bahwa tindakan Menteri Pertahanan Saudi telah mencederai kedaulatan Lebanon.

Kementerian Luar Negeri Lebanon menyatakan bahwa kami dalam pembentukan “Aliansi Islam Melawan Terorisme” ini, tidak pernah ikut serta dalam negosiasi dan pembicaraan.

Dia juga menegaskan bahwa Saudi tidak menghormati prinsip-prinsip hubungan internasional dan Perdana Menteri (Lebanon) telah melanggar kontitusi negara ini.

Di antara kelompok faksi politik di Lebanon, hanya faksi Mustaqbal di parlemen Lebonan  dan pemimpin gerakan Partai Mustaqbal yang menyatakan menyambut aliansi pimpinan Saudi. Sementara Partai al-Kata’ib dan kelompok 14 Maret serta koalisi Partai Mustaqbal lainnya menunjukkan ketidak senangan dengan pencatutan yang dilakukan Menteri Pertahanan Saudi.

Perdana Menteri Lebanon mengungkapkan bahwa dalam pembicaraan telepon dengan pejabat Saudi, ia hanya bertanya tentang pembentukan aliansi ini. Dan pada awalnya ia hanya menyambut baik hal itu, dan sikap akhir Lebanon terkait hal itu akan diumumkan setelah kabinet dan DPR menyetujuinya.

Riyadh mengklaim bahwa negara-negara ini telah sepakat dengan pembentukan “Aliansi Islam Melawan Terorisme”, seperti ; Yordania, EUA, Pakistan, Bahrain, Banglades, Turki, Chad, Togo, Tunisia, Jibouti, Senegal, Sudan, Sierra Lione, Somalia, Gabon, Gana, Palestina, Komoro, Qatar, Kuwait, Lebanon, Libya, Maldewa, Mali, Malaysia, Mesir, Maroko, Moritani, Niger, Nigeria, Yaman, dan Uganda.

Para pengamat melihat pembentukan aliansi ini penuh dengan kontradiksi, dan mempertanyakan kemampuan Saudi dalam memimpin koalisi ini. Mereka juga menekankan bahwa ini bukanlah aliansi Islam, karena banyak dari negara-negara yang disebutkan ikut serta dalam aliansi ini bukan negara Islam. [Baca juga ; Mujtahid Ungkap Rahasia Bin Salman Dalam Pembentukan Aliansi 34 Negara]

Pengamat regional dan internasional mempertanyakan pengumuman aliansi ini yang terlihat terburu-buru tanpa adanya pendahuluan sebelumnya, bahkan pengumuman pencatutan negara-negara itu dilakukan tengah malam. [ARN]

 

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca