arrahmahnews

Utusan Khusus PBB: Saudi Sengaja Persulit Perundingan Damai Suriah

22 Januari 2016

NEW YORK, ARRAHMAHNEWS.COM – Menurut Utusan khusus PBB, Staffan de Mistura, Arab Saudi berusaha untuk mempersulit upaya guna menemukan solusi diplomatik untuk perang di Suriah. Dalam briefing tertutup kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Senin, (18/1) lalu, ia menyatakan bahwa Riyadh berusaha menentukan kelompok pemberontak mana yang diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam oposisi resmi dalam perundingan damai Suriah yang akan dilaksanakan 25 Januari nanti.

De Mistura mengeluh kepada dewan keamanan PBB bahwa koalisi pemberontak yang didukung Saudi dan sponsor-sponsornya bersikeras memaksakan keutamaan dan eksklusivitas peran mereka sebagai delegasi oposisi. Meski de Mistura tidak menyebutkan nama Saudi Arabia secara khusus, Riyadh tetaplah sponsor internasional utama dari HNC (Komite Negoisasi Tinggi). Pada bulan Desember, kerajaan Saudi telah membentuk koalisi HNC yang terdiri dari tokoh-tokoh pemberontak yang disukai Riyadh, termasuk juru bicara milisi Islamis seperti Ahrar al-Sham dan Jaish al-Islam. (Baca juga:Utusan Rusia: Negoisasi Suriah Akan Dilaksanakan pada 25 Januari.)

“Saya harapkan semua pihak untuk menyadari bahwa tanggung jawab yang diamanatkan kepada saya adalah untuk menyelesaikan daftar siapa saja yang akan diundang untuk proses ini, mencakup semua orang yang saya anggap tepat,” kata de Mistura. “Sekretaris Jenderal dan saya tidak memiliki kesempatan membuat hal ini berhasil, jika yang lain tidak melakukan bagian mereka juga,” keluhnya. Ia juga menambahkan bahwa pembicaraan damai, yang dijadwalkan pada tanggal 25 Januari, bisa tertunda karena masalah ini. (Baca juga:Menlu Perancis; Resolusi Diplomatik Suriah, Mustahil Tanpa Bashar Assad)

Untuk hal ini, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, dijadwalkan melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk membahas komposisi oposisi Suriah. Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat juga ingin kelompok HNC Riyadhlah yang mewakili oposisi untuk memimpin negosiasi. “Seperti yang kami katakan setelah Riyadh (konferensi Riyadh), oposisi dalam pertemuan nanti akan diwakili oleh delegasi yang dipilih dari Komite Negosiasi Tinggi dan hanya dari Komite Negosiasi Tinggi (bentukan Riyadh),” ungkap Kirby. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca