arrahmahnews

ISIS Gunakan Hukum Syariah Palsu Demi Legalkan Kesadisannya

27 Januari 2016,

LONDON, ARRAHMAHNEWS.COM – Sebagai bagian dari tradisi agama yang dianut kaum Yazidi, mereka memuja matahari. Hal inilah yang kemudian dijadikan dalil pembenaran bagi Daesh atau ISIS untuk melakukan penculikan, perkosaan dan perbudakan kepada para wanitanya atas nama “jihad”.

Media Express.uk pekan ini memuat berita yang menyoal nasib wanita Yazidi yang dijadikan tawanan oleh ISIS ini. Menurut media tersebut, 3.500 wanita Yazidi telah dijadikan budak seks oleh militan ISIS (Daesh). (Baca juga: Pasukan Khusus ISIS Dilatih Untuk Teror Skala Besar; VIDEO)

Pemimpin spiritual Yazidi, Baba Sheikh mengatakan, “Mereka merampas gadis-gadis kami, rumah-rumah kami, dan keluarga kami.”

Sebuah majalah online, Dabiq, menyatakan bahwa ISIS tengah mencari pembenaran terhadap pelecehan dan penyiksaan yang kelompok teror itu lakukan terhadap kaum Yazidi dengan mengada-adakan hukum sendiri.

Dikatakan oleh ISIS, “Memperbudak keluarga orang-orang kafir dan mengambil perempuan mereka sebagai selir adalah aspek mapan dari Syariah [hukum Islam] bahwa jika ada orang yang menolak atau mencacinya, berarti dia menyangkal atau mengejek ayat-ayat Qur’an dan riwayat Nabi.” (Baca juga: Polisi Irak Temukan Kuburan Massal Warga Sipil Korban ISIS di Ramadi)

Pernyataan menggelikan sekaligus mengerikan dari ISIS ini dibantah keras oleh Imam Ajmal Masroor yang berbasis di London. Ia mengatakan bahwa menculik dan membunuh siapapun dalam Islam itu sangat dilarang.

Seorang wanita korban “jihadis” ISIS mengatakan bahwa seorang prajurit ISIS pernah menunjukkan kepadanya sebuah surat edaran dari pemimpin ISIS yang menyatakan bahwa seorang wanita Yazidi otomatis menjadi muslim setelah diperkosa 10 prajurit ISIS. (Baca juga: Kongres AS: Tak Bisa Kalahkan ISIS Selama Saudi Terus Sponsori Wahabisme)

Setelah melakukan penganiayaan terhadapnya, prajurit itu kemudian menyerahkannya kepada 11 teman lain, yang juga melakukan hal yang sama terhadapnya.

“Siapapun yang tidak mau masuk Islam, kami akan membunuh para laki-lakinya dan mengawini para wanitanya,” ungkap prajurit itu sebagaimana dikutip dari pernyataan korban.

Menurut laporan PBB, sekitar 3.500 orang telah dijadikan budak di Irak oleh para militan ISIS. Laporan itu mengatakan bahwa pelanggaran ‘dalam berbagai kasus itu, telah meningkat menjadi sebuah kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan mungkin genosida.

Laporan ini juga menjelaskan bahwa sebagian besar korban berasal dari perempuan dan anak-anak komunitas Yazidi. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca