arrahmahnews

Bungkamnya Media Barat dan Saudi Dihadapan Jerit Tangis Kelaparan Ratusan Ribu Anak Yaman

01 Februari 2016,

SANA’A, ARRAHMAHNEWS.COM – Sementara media dibanjiri dengan gambar bohong mengenai anak-anak kelaparan Madaya Suriah, ribuan anak-anak yang benar-benar menderita akibat serangan membabi-buta yang terus-menerus dilancarkan koalisi pimpinan Saudi di Yaman, sangat sedikit mendapat perhatian dari media Internasional. (Baca juga: Rusia dan Iran Resmi Nyatakan Perang Terhadap Saudi)


Mainstream media sangat bernafsu melaporkan kelaparan di Madaya. Kota pegunungan barat daya perbatasan Suriah yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu resor ternama dan menjadi tujuan wisata di Timur Tengah. Mereka dengan semangat melaporkan berbagai berita palsu mengenai pemblokiran yang dilakukan oleh Angkatan Darat Suriah.

Bagaimanapun juga, situasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih kompleks. Pemberontak dukungan AS, yang biasa disebut pemberontak “moderat” termasuk Front al-Nusra, cabang al-Qaeda di Suriah, pertama kali mengepung kota-kota Kefraya dan Fua, yang kemudian mengarah ke pengepungan Madaya. (Baca juga: Bukti Kebohongan Media Barat Terkait Pengepungan Kota Madaya)

Kelompok-kelompok pemberontak yang sama juga, pada gilirannya, bertanggung jawab atas berkelanjutannya kelaparan di Madaya dengan menduduki kota dan memblokir bantuan kemanusiaan dari jangkauan rakyat sebagai taktik strategis. Selain itu, banyak gambar yang digunakan dalam laporan media-media Barat dan pro-Saudi soal Madaya kemudian diketahui ternyata palsu atau menyesatkan.

Di saat yang sama, sangat sedikit para wartawan maupun media mainstream Barat mau meliput kelaparan skala besar yang benar-benar terjadi di Yaman, begitu pula masyarakat yang terpaksa mengungsi di tengah situasi mengerikan akibat kampanye pengeboman dan blokade yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Saudi, didukung bantuan militer AS. (Baca juga: Blokade Kemanusiaan dan Kelaparan, Senjata Baru Saudi Tundukkan Rakyat Yaman)

2242130832

CUr-JQjUEAAbfB_
UNICEF melaporkan pada Oktober lalu bahwa 537.000 anak-anak Yaman berisiko terkena gizi buruk secara nasional. Alexi O’Brien, melaporkan untuk Al-Jazeera pada bulan September bahwa PBB telah memperingatkan sekitar 96.000 anak-anak Yaman di kota pelabuhan al-Hodeidah menderita kelaparan dan dekat dengan kematian”. Tambahan lagi, di tahun 2016 ini saja, sekitar 8.000 anak menghadapi kelaparan di Aden.

Situasi itu begitu mengerikan di seluruh Yaman, hingga pada bulan Juni tahun lalu saja, PBB melaporkan “bahwa setidaknya enam juta orang di Yaman darurat akan kebutuhan pangan dan bantuan hidup. Penyelidikan baru PBB telah menemukan bahwa 10 dari 22 Provinsi di Yaman sedang menghadapi ‘tingkat darurat’ situasi ketahanan pangan di tengah konflik yang sedang berlangsung, termasuk wilayah-wilayah utama seperti Aden, Taiz, Saa’da dan Al Baida”. (Baca juga: Hilangnya Kemanusiaan Koalisi Saudi dan Media Atas Rakyat Yaman)

Pada bulan Juli, Oxfam melaporkan bahwa jumlah orang kelaparan di Yaman telah mencapai angka 6 juta jiwa – hampir setengah penduduk negara itu yang berjumlah 13 juta. Pekerja bantuan saat ini berjuang untuk bisa menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Program Pangan Dunia melaporkan bahwa mereka telah melayani sekitar 3,5 juta warga Yaman pada bulan Agustus.

Tak bisa dipungkiri bahwa penderitaan penduduk Madaya menyayat hati, namun beberapa kritikus juga mempertanyakan motif di balik fokus media yang hanya menoroti kota ini saja dan seolah menghindari pemberian laporan mengenai penderitaan warga Yaman atau bahkan tempat lain di Suriah.

Vladimir Safronkov, wakil duta besar Rusia untuk Dewan Keamanan PBB, baru baru ini mengungkapkan penyesalannya mengenai sikap “pilih kasih” media tersebut, dengan menyebut bahwa waktu laporan (soal Madaya) tampaknya telah disengaja untuk merusak proses perdamaian di Suriah. Safronkov mengatakan bahwa Barat telah menggunakan praktek “standar ganda” dengan menyorot tentang Madaya dan mengabaikan kota lain yang dikepung oleh pasukan anti-Assad. (Baca juga: 8 Bulan Saudi Serang Yaman Hanya Tampakkan Sebuah Kejahatan Luar Biasa)

Pada hari Senin pekan lalu, Ben Norton, penulis staf politik untuk media SALON, mengutip soal pengepungan Yaman, serta blokade selama satu dekade Israel atas Gaza. Ketika ia ditanya mengapa sebagian kekejaman (pengepungan itu) dikutuk dan yang lain tidak diperdulikan, “bahkan nyaris tidak diakui,” ia menulis, “Semua pengepungan tentu saja tragis, karena mereka merugikan warga sipil. Harus ada kemarahan atas pengepungan di Madaya, tapi harus ada kemarahan yang proporsional terhadap semua pengepungan yang sedang berlangsung lainnya. Dan blokade yang jauh lebih besar, yang terjadi atas dukungan Barat seharusnya tidak boleh diabaikan.

CVoloEJUsAAw867
Amerika, khususnya, harus peduli terhadap nasib jutaan orang yang kelaparan akibat dari kebijakan yang didukung oleh pemerintah “demokrasi”mereka, tepat pada saat ini.” (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: