arrahmahnews

Financial Times Cibir Turki yang Mulai Tenggelam Dalam Siklus Kekerasan

21 Februari 2016,

LONDON, ARRAHMAHNEWS.COM – Surat kabar Financial Times dalam rubrik khususnya “sudut pandang”, menganggap bahwa Turki mulai tenggelam dalam siklus kekerasan dengan mengganggu tetangganya yang berada di selatannya yaitu Suriah. (Baca juga: Politisi Jerman: Erdogan adalah “Godfather” Terorisme)

Judul singkat rubrik khusus sudut pandang itu adalah “melihat pada fakta, bahwa Erdogan harus menarik kebijakannya terkait Suriah”, artikel bermuatan kritikan terhadap kebijakan Presiden Turki mengenai situasi di Suriah.

Surat kabar itu menyebutkan “Pengeboman di Ankara pada hari Rabu (17/02) kemarin yang merenggut puluhan nyawa adalah bukti nyata bagaimana Turki mulai tenggelam dalam siklus kekerasan dengan terus mengganggu tetangga selatannya yaitu Suriah”. (Baca juga: Demo Rakyat Irak Tolak Kehadiran Pasukan Turki ‘Erdogan Pengecut’)

Financial Times juga mengingatkan kepada para pembacanya bahwa ramalan Erdogan pada tahun 2011 yang menyebutkan bahwa pemberontakan rakyat Suriah akan berakhir dengan runtuhnya rezim Presiden dan ternyata terbukti bahwa ramalannya meleset.

Selain itu, surat kabar diatas berpendapat bahwa upaya Erdogan untuk menggulingkan rezim Bashar Assad menyebabkan Turki akan terus dicap sebagai “lintasan aman” bagi para jihadis teroris yang hendak menuju ke Suriah disaat Rusia melakukan intervensi guna mendukung Assad.

Artikel itu pula memperingatkan bahwa pernyataan Turki mengirim pasukan darat ke Suriah akan dapat menyeret NATO ke dalam konfrontasi militer dengan Rusia. (Baca juga: Fakta Bisnis Minyak Gelap Terungkap, Rakyat Turki Inginkan Erdogan Tepati Janjinya Untuk Mundur)

Surat kabar itu mengakhiri makalahnya dengan menyebutkan bahwa Amerika (Washington) harus segera meyakinkan Ankara akan pentingnya dukungan AS bagi rakyat Kurdi di Suriah dalam pertempuran melawan kelompok teroris ISIS, dimana menurut kacamata Financial Times kelompok tersebut adalah ancaman bahaya terbesar di wilayah tersebut. (Baca juga: PENTING..! Akhir Erdogan, Rusia Beberkan Bukti Sang Presiden Terlibat Pembelian Minyak Curian ISIS)

Namun, surat kabar tersebut kembali mengatakan bahwa presiden AS juga harus membatasi aspirasi separatis oleh para sekutunya dari Kurdi agar dapat meyakinkan Ankara. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca