Analisa

Analis; AS Gunakan Gencatan Senjata di Suriah Untuk Kembali Memperkuat Teroris

25 Februari 2016,

SURIAH, ARRAHMAHNEWS.COM – Amerika Serikat memandang gencatan senjata di Suriah sebagai kesempatan untuk mengembalikan kekuatan kelompok-kelompok teroris untuk kembali digunakan dalam perang proxy melawan Suriah, kata seorang penulis Amerika dan analis politik.

“Satu-satunya alasan Amerika Serikat mengusulkan ide gencatan senjata ini, untuk mengembalikan keseimbangan dalam pertempuran”, kata Mark Glenn dalam sebuah wawancara dengan Presstv pada hari Rabu. (Baca juga: INILAH 3 Fakta Konflik Suriah)

“Semua ini telah dilakukan di bawah bendera gencatan senjata, Amerika Serikat akan kembali mempersenjatai dan memperkuat pasukan teroris yang berada di Suriah, yang bertindak sebagai alat dan agen Amerika untuk mendestabilisasi di negara itu”, kata Glenn.

AS dan Rusia mencapai rancangan kesepakatan pada hari Senin, dan gencatan senjata akan dimulai pada hari Jumat  27 Februari 2016.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Selasa (23/02) berupaya menekan kesepakatan gencatan senjata, tetapi memperingatkan bahwa Washington akan resor ke “Rencana B,” yang dapat melibatkan partisi dari Suriah, jika proses perdamaian yang sedang berlangsung gagal mencapai hasil. (Baca juga: FAKTA SURIAH..! 1500 Pesepeda dan KBRI Damaskus Gowes Bareng)

“Buktinya akan ada tindakan pada hari-hari berikutnya,” kata Kerry kepada anggota parlemen selama sidang Komite Senat Hubungan Luar Negeri.

Glenn berpendapat bahwa AS selalu berusaha untuk memecah Suriah dengan isu sektarian dan suku.

“Rencana B sebenarnya pokok dari Plan A. Kerry pada dasarnya mengatakan bahwa rencana Amerika Serikat tidak berjalan sesuai tujuan aslinya untuk menghapus Bashar al-Assad sebagai presiden yang sah di negara itu”, katanya.

“Ide memecah Suriah dipecah menjadi negara-negara yang lebih kecil telah direncanakan sejak lama. Ini telah menjadi bagian bukan hanya tujuan geopolitik jangka panjang Amerika di wilayah tersebut, tetapi juga orang-orang Israel”, tegasnya. (Baca juga: Financial Times: Rusia Hancurkan Mimpi Perubahan Rezim di Timur Tengah)

Presiden Assad mengatakan bahwa ia siap untuk gencatan senjata selama teroris tidak menggunakannya untuk memajukan ambisi mereka dan Barat berhenti mendukung mereka.

Damaskus menuduh AS dan sekutu regional, yaitu Arab Saudi, Turki dan Qatar, telah mendanai dan mempersenjatai kelompok militan yang berperang untuk menggulingkan pemerintah Suriah. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca