arrahmahnews

Al Jazair Tolak Sebut Hizbullah Sebagai Organisasi Teroris

Jum’at, 04 Maret 2016,

LIBANON, ARRAHMAHNEWS.COM – Gerakan perlawanan “Hizbullah” Libanon menggambarkan keputusan negara-negara anggota [Persia] Gulf Cooperation Council sebagai langkah “sembrono dan bermusuhan” setelah mereka melabeli gerakan Hizbullah sebagai organisasi teroris, sebagaimana yang dilaporkan Televisi Al Manar.

Parlemen Libanon pada hari Kamis (3/03) mengatakan Arab Saudi bertanggung jawab atas keputusan GCC, dan mereka akan menerima konsekuensi atas permusushan ini.

Pada hari Rabu, enam negara Arab mengeluarkan pernyataan yang melabeli Hizbullah sebagai organisasi teroris, diantaranya Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. (Baca juga: Damaskus: Keputusan GCC Tentang Hizbullah Sejalan Dengan Agenda Israel)

Sementara itu, keputusan yang diambil oleh negara-negara anggota [Persia] GCC dengan mem-blacklist Hizbullah telah menuai kritik dan oposisi.

Al-Jazair menolak untuk mengklasifikasikan gerakan Hizbullah sebagai organisasi teroris. gerakan perlawanan Palestina, Jihad Islam, juga memuji Hizbullah sebagai gerakan perlawanan yang memiliki sejarah dalam perjuangan melawan entitas Zionis serta dalam mendukung perjuangan Palestina.(Baca juga: Kedok Hubungan Mesra Israel-Saudi Terbongkar, Pangeran Saudi Tegaskan Tak Peduli Palestina)

Iran, Suriah dan gerakan Houthi Ansarullah Yaman juga telah mengecam langkah yang diambil oleh negara-negara anggota [Persia] GCC.

Keputusan blok Arab untuk melabeli Hizbullah sebagai organisasi teroris, datang setelah Riyadh menghentikan bantuan pembelian senjata untuk militer Libanon senilai USD 4 miliar. Keputusan itu muncul menyusul setelah kemenangan besar tentara Suriah atas kelompok-kelompok teroris di Suriah, yang didukung oleh pejuang Hizbullah dalam melawan militan Takfiri yang berperang untuk menggulingkan pemerintah sah Damaskus. (Baca juga: Tak Bisa Rampas Minyak! Negara Qatar, Saudi, Eropa, AS Kacaukan Suriah)

Sekjen Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan rezim Saudi berusaha menghasut “perselisihan” antara kelompok Syiah dan Sunni di kawasan, dan mendesak Libanon untuk tidak terintimidasi oleh ancaman yang ditimbulkan oleh Riyadh dan Tel Aviv. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: