Rabu, 06 April 2016,
REYKJAVIK, ARRAHMAHNEWS.COM – Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson telah mengundurkan diri setelah protes luas atas kekayaan lepas pantai rahasianya yang terungkap dalam kebocoran data besar yang dikenal sebagai Panama Papers.
“Perdana menteri mengatakan dalam pertemuan kelompok parlemen (partainya) bahwa ia akan mundur sebagai perdana menteri dan saya akan mengambil alih,” wakil pemimpin Partai Progresif, Sigurdur Ingi Johannsson, mengatakan kepada TV nasional RUV pada hari Selasa (5/04).
Sebelumnya pada hari itu, Gunnlaugsson mengumumkan akan menggelar pemilu cepat setelah membubarkan parlemen, tetapi Presiden Ólafur Ragnar Grímsson mengatakan mengakhiri pemerintahan koalisi dengan Partai Kemerdekaan membutuhkan “dukungan” dari koalisi yang berkuasa. (Baca juga: Korban Panama Papers Pertama, PM Islandia Mundur)
“Saya perlu untuk menentukan apakah ada dukungan untuk membubarkan (parlemen) dalam koalisi dan lain-lain. Perdana menteri tidak bisa mengkonfirmasi ini untuk saya, dan karena itu saya tidak siap saat ini untuk membubarkan parlemen,” kata Grímsson.
Pada Selasa malam, kerumunan besar pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan ibukota Reykjavik mengecam peran baru Johansson sebagai perdana menteri, dan mengatakan ia tidak terpilih.

Orang-orang berkumpul selama protes di depan gedung parlemen Islandia di Reykjavik pada tanggal 4 April 2016, menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Sigmundur David Gunnlaugsson. (EPA)
Pengunjuk rasa menuntut Gunnlaugsson mengundurkan diri setelah dokumen pajak yang bocor menunjukkan bahwa pemimpin pemerintah koalisi 41 tahun, sekarang dianggap sebagai korban pertama dari Panama Papers, dan istrinya telah membeli perusahaan Wintris lepas pantai di British Virgin Islands pada tahun 2007 dan menginvestasikan jutaan dolar disana. (Baca juga: Kremlin: Panama Papers intrik Barat Jatuhkan Putin)
Menurut dokumen, Gunnlaugsson kemudian menjual saham kepada istrinya Anna Palsdottir secara simbolis satu dolar AS setelah dia masuk parlemen pada tahun 2009. Dia sekarang dituduh gagal untuk menyatakan minatnya dalam perusahaan ketika ia memasuki legislatif untuk menghindari pajak.

Polisi berjaga selama protes terhadap Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson di luar parlemen, ibukota Reykjavik, Islandia, pada 4 April 2016. (AFP)
Pada Senin (4/04), ribuan warga Islandia berdemonstrasi di luar gedung parlemen di ibukota, menuntut Gunnlaugsson mngundurkan diri. Selain itu, sekitar 28.000 warga Islandia menandatangani petisi yang menyerukan pengunduran dirinya. (Baca juga: Putin Dikroyok Media Dunia, Meski Bersih dari Skandal Pajak Panama Papers)
Pada hari Minggu, Süddeutsche Zeitung, sebuah surat kabar Jerman bekerja sama dengan Konsorsium Internasional of Investigative Journalists (ICIJ), mengatakan telah menerima cache 11,5 juta dokumen yang bocor dari database internal firma hukum Panama Mossack Fonseca dan mereka telah membagikannya lebih dari 100 outlet berita internasional lainnya.
Kebocoran besar menunjukkan bagaimana perusahaan profil tinggi yang mengkhususkan diri dalam membangun perusahaan shell telah membantu kliennya mencuci uang, menghindari sanksi dan menghindari pajak. (ARN)
