Jum’at, 22 April 2016
MOSUL, ARRAHMAHNEWS.COM – Para pejabat Kurdi mengatakan bahwa teroris ISIS baru-baru ini mengeksekusi 250 wanita di ibukota mereka, Mosul, karena para wanita tersebut menolak untuk menjadi budak di bawah”Jihad seks” kelompok Takfiri tersebut.
Menurut juru bicara Partai Demokratik Kurdistan (KDP), Saeed Mamouzini, para korban itu semuanya telah dipaksa untuk menerima “kawin kontrak” dengan para militan di utara markas kelompok teror di Irak tersebut.
“Tapi ketika mereka menolak perintah tersebut, mereka dibantai, kadang-kadang bersama dengan keluarga mereka,” lapor surat kabar Inggris Daily Mail mengutip ucapan sang pejabat, Rabu (20/04).
“Setidaknya 250 wanita sejauh ini telah dieksekusi oleh Daesh (ISIS) di kota tersebut karena menolak untuk menerima praktek perang seksual, dan terkadang keluarga para gadis itu juga dieksekusi karena menolak untuk menyetujui permintaan tersebut,” katanya kepada kantor berita IRNA.
Pejabat lain dari Uni Patriotik Kurdistan, Ghayas Surchi, mengatakan bahwa para wanita dilarang keluar sendirian di Mosul dan tidak diizinkan untuk memilih pasangan mereka. Kota ini berada di bawah kendali ISIS sejak 2014.
Teroris takfiri telah memaksa para perempuan yang mereka tangkap untuk menjadi budak seks sementara para teroris itu juga terus melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam skala besar di daerah-daerah yang masih berada di bawah kendali mereka.
Pada bulan Desember, Turki mengatakan telah mengirim ratusan tentara ke kamp militer Bashiqa dekat Mosul untuk melatih pasukan Irak guna melawan teroris ISIS.
Baghdad menuduh Ankara menggunakan pelatihan sebagai dalih untuk meningkatkan pengaruhnya di Irak utara.
Pada bulan Agustus 2014, lebih dari 500 perempuan Yazidi dan gadis-gadis muda diculik oleh teroris ISIS ketika mereka menyerbu wilayah Sinjar di Irak utara dan membantai lebih dari 5.000 laki-laki mereka. (ARN)
