Selasa, 12 April 2016,
TANGERANG, ARRAHMAHNEWS.COM – Tokoh dan alim-ulama Tangerang turun ke jalan memprotes pawai organisasi anti Pancasila dan NKRI, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) pada Minggu (10/04). Polisi pun mendapat kritikan keras dan tajam karena membiarkan organisasi anti UUD dan Pancasila serta anti keberagaman Indonesia tetap eksis di negeri ini. (Baca juga: Denny Siregar: Kelompok Khilafah Ingin Suriahkan Indonesia)
“Kami yakin sejujurnya polisi juga tahu bagaimana gerakan dan track record HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Bagaimana organisasi ini terang-terangan menolak Pancasila, anti NKRI dan anti Nasionalisme, mereka ingin mendirikan Negara Khilafah disini. Mestinya aparat tak perlu ragu-ragu untuk menegakkan hukum,” kata ulama Kota Tangerang KH. Arief Hidayat, Senin sore (11/4) dilansir KompromiNews.com. (Baca juga: Ketua PWNU Jabar: Ormas Islam Anti Pancasila dan Pendukung Khilafah Wajib Dibubarkan)
Kyai kharismatik ini menyayangkan sikap polisi yang hanya bertindak normatif dengan meminta masing-masing pihak menghargai perbedaan. Menurutnya, gerakan dan keberadaan HTI hingga saat ini jelas-jelas menentang dasar dan falsafah negara. Karenanya polisi sebagai alat negara tidak boleh tinggal diam.
“Ini bukan soal perbedaan konsep fiqih dan ubudiyah seperti halnya NU dan Muhammadiyah. Ini soal gerakan merongrong negara dari dalam. Ini ancaman,” urainya. (Baca juga: WASPADA KHILAFAH.. Perusuh Negara Berlindung Dibalik Jubah Politik dan Ormas)
“Polisi jangan cuman lihat verbalnya. Pelajari konsep khilafah yang mereka bawa seperti apa. Polisi perlu belajar sejarah kenapa di Lebanon, di Suriah, di negara asal tempat berdirinya saja Hizbut Tahrir menjadi organisasi yang terlarang,” paparnya. (Baca juga: Rencana Besar Khilafah di Indonesia, Waspadalah!)
Minggu siang (10/4) ratusan massa HTI datang dengan menggunakan berbagai kendaraan roda dua dan empat bahkan ada yang menunggang kuda memadati halaman Pemkot Tangerang di Jalan Satria Sudirman Kecamatan Tangerang. Aksi pawai mereka sempat dihadang oleh puluhan massa lainnya dengan membentangkan spanduk “Indonesia Damai Berkah Pancasila, Indonesia Damai Tanpa Khilafah”. (ARN)