arrahmahnews

‘White Helmet’ Tentara Teroris Bayaran Barat

Selasa, 03 Mei 2016

DAMASKUS, ARRAHMAHNEWS.COM – “Media adalah entitas yang terkuat di bumi. Mereka memiliki kekuatan untuk membuat tak bersalah mereka yang salah dan membuat bersalah mereka yang sebenarnya tak bersalah, dan itulah kekuatan. Karena mereka mengendalikan pikiran masyarakat”. ~ Malcolm X

Setelah empat setengah tahun propaganda tanpa henti ditumpahkan ke media-media mainstream kita oleh para propagandis, LSM dan perusahaan yang melayani mereka, orang bertanya-tanya bagaimana sungai limbah ini masih saja bisa berhasil untuk terus menipu hati nurani masyarakat yang dilayaninya. (Baca juga: Bongkar Kedok ‘White Helmet’ Teroris Berwajah Relawan Pembantai Warga Suriah)

Beberapa hari yang lalu, sebuah postingan Facebook menarik perhatian kami. Seorang warga Gaza Palestina memposting foto dua anak korban perang di Suriah. Foto tersebut disertai dengan caption, “Pembantaian rezim Assad di Suriah #Douma”. Rentetan berikutnya jelas berbagai komentar yang terdiri dari kebanyakan protes kepada Assad dan SAA yang membuat kami terpicu untuk menyelidiki lebih lanjut.

Kami menemukan bahwa kedua foto itu diambil oleh fotografer Khaled Khatib, yang “melaporkan” serangan bom barel SAAF di daerah yang tak disebutkan (tak jelas) di Aleppo. Harus diingat, sebagian besar foto Khaled di Google yang seolah-olah dibuat agar tampak diambil segera setelah terjadinya “serangan”, membuat orang bertanya-tanya mengapa ia tidak menyebut daerah atau klaim terverifikasi yang menunjukkan bahwa serangan tersebut berasal dari bom barel. Laporan berita dari foto Khaled justru tidak jelas.

Penyelidikan lebih lanjut mengungkap bahwa pada kenyataannya, Khaled Khatib bekerja untuk dan bersama dengan Helm Putih (White Helmets) dan foto-fotonya digunakan secara luas oleh salah satu propaganda LSM HAM terkenal yang didukung Uni Eropa, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. SOHR sebenarnya adalah Mr Rami Abdul Rahman, yang menjalankan umpan propaganda ini dari rumahnya di Coventry, Inggris, dan yang mendasarkan sebagian besar informasi nya melalui panggilan Skype dari rumahnya ke Suriah. Informasi sepihak yang dibagi SOHR ini, bagaimanapun, secara sepihak digunakan oleh Axis intervensi [AS dan Eropa] untuk membenarkan invasi proxy mereka yang culas terhadap sebuah bangsa asing yang berdaulat. Melakukan pembunuhan selama 4,5 tahun dalam upaya panjang mereka terhadap “perubahan rezim” dari pemerintahan yang terpilih. Dalam proses jahat yang dilakukan oleh para propagandis itu, tak terhitung nyawa warga sipil Suriah yang menjadi korban. (Baca juga: ALEPPO BERDARAH! Media Barat dan Radikal Tutupi Tragedi Pembantaian Keji di Suriah)

Terima kasih Eva Bartlett untuk foto di bawah ini:

syria-1

“Helm Putih” adalah tersangkanya. Ini adalah kutipan dari artikel sangat bagus milik Rick Sterling syang berjudul “Highly Effective Manipulators”(manipulator yang sangat Efektif)

Kelompok Helm Putih adalah nama baru yang dipakai untuk” Pertahanan Sipil Suriah “. Meskipun nama mereka memakai kata Suriah, Pertahanan Sipil Suriah tidak diciptakan oleh warga Suriah dan juga tidak melayani rakyat Suriah. Kelompok itu diciptakan oleh Inggris dan Amerika Serikat pada 2013. Warga sipil dari wilayah yang dikendalikan pemberontak dibayar untuk pergi ke Turki dan menerima beberapa pelatihan dalam operasi penyelamatan. Program ini dikelola oleh James Le Mesurier, mantan tentara Inggris dan kontraktor swasta yang perusahaannya berbasis di Dubai.

Peserta pelatihan dikatakan sebagai ‘nonpartisan’ tetapi kenyataan menunujukkan bahwa mereka hanya bekerja di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di Idlib (sekarang dikendalikan oleh Nusra/Al Qaeda) dan Aleppo. Ada banyak klaim yang berbeda mengenai jumlah orang yang dilatih oleh Helm Putih dan jumlah orang diselamatkan.

Helm Putih bekerja terutama dengan kelompok pemberontak Jabhat al Nusra (Al Qaeda di Suriah). Jelas terlihat melalui Video yang disebut-sebut sebagai serangan gas klorin baru-baru ini. Video itu dimulai dengan logo Helm Putih dan berlanjut dengan logo al-Nusra. Pada kenyataannya, Helm Putih adalah tim penyelamat bagi para pemberontak al-Nusra/Al Queda bukan rakyat Suriah.

Tapi diluar semua itu, fungsi utama Helm Putih adalah fungsi propaganda. Helm Putih adalah alat untuk menjadikan masyarakat Internasional membenci pemerintahan Assad dan mendorong intervensi asing secara langsung. Seorang pemimpin Helm Putih baru-baru ini juga mulai menulis untuk editorial Washington Post demi fungsi propaganda tersebut. Helm putih juga sangat aktif di media sosial dengan kehadiran di Twitter, Facebook dll. Menurut situs web mereka, untuk menghubungi Helm putih bisa mengirim email kepada The Syria Campaign yang akan menghubungkan mereka.

IIustrasi dari artikel Rick Sterling ini menunjukkan dengan jelas peran Helm Putih dalam membenarkan No Fly Zone.

white-helmet-trail
Sekarang mari kita lihat Khaled Khatib dan perannya dalam rantai propaganda ini. Ia tampaknya secara eksklusif meliput di Aleppo. Saya telah mecari dan tidak dapat menemukan foto apapun yang diambilnya yang tidak dari daerah ini [di google search]. Sebagian foto nya diambil antara Januari dan Juni 2014. Sekarang pikirkan, dengan banyaknya bukti dimanapun mengenai korban sipil dan korban jiwa sebagai akibat dari hell cannon, , mortir, dan penembak jitu milik para pemberontak di Aleppo, jelas mengejutkan mengapa ia tidak mengambil satu gambarpun yang menunjukkan kehancuran dan pertumpahan darah yang disebabkan oleh senjata-senjata liar dan mematikan yang digunakan oleh sel-sel oposisi itu yang telah diletakkan di seluruh Aleppo? (sementara dia di Aleppo)

Sebaliknya, setiap foto dan setiap pernyataan dari sang propaganda ini hanya berfokus pada “melaporkan” penggunaan bom barel legendaris Pemerintah Suriah. “Ada bahaya besar mengancam warga sipil dari tentara Suriah, milisi yang berjuang dengan mereka, dan ISIS,” kata Khaled Khatib dalam sebuah laporannya.

Kami telah menunjukkan bahwa Helm Putih merupakan bagian integral dari garda terdepan propaganda yang menjamin obskurantisme fakta dan propagasi fiksi Hak Asasi Manusia yang dengan sangat licik berfungsi untuk memunculkan respon dari publik yang mudah ditipu. Prioritas untuk LSM ini adalah untuk terus mendorong skenario No Fly Zone yang telah terbukti memiliki implikasi bencana bagi warga sipil tak berdosa di Libya, sebagai contoh. (Baca juga: Kisah Tersembunyi Kudeta Suriah, Apa dan Siapa Dibalik Siasat Jatuhkan Assad-Suriah?)

Khaled Khatib dikutip oleh the Guardian sebagai penyeru No Fly Zone, tetapi secara ironis juga ngotot menyeru adanya sistem radar atau “peringatan dini” yang akan memastikan bahwa “warga sipil” dapat melarikan diri dari daerah yang hendak dibom oleh pasukan pemerintah Suriah . Mari kita memeriksa pernyataan yang disuarakan oleh Khatib ini, “Jika saja kami bisa mendapat peringatan bahwa pesawat akan datang, kami bisa memperingatkan keluarga, memberitahu orang-orang untuk lari dari pasar, membawa anak-anak keluar dari sekolah, membiarkan pusat medis tahu sehingga mereka dapat berlindung. Setiap bandara di dunia memiliki teknologi ini – itu adalah umum, itu adalah warga sipil. Mengapa mereka tidak bisa berbagi dengan kami? “

Pernyataan yang sangat memprovokasi itu jelas menimbulkan asumsi negatif bahwa pemerintah Suriah menargetkan warga sipil di rumah sakit-rumah sakit dan sekolah-sekolah. Ditambah lagi, pernyataan Khatib ini segera digemakan oleh brigade HRW seperti Annie Sparrow dan Ken Roth yang telah menjadi semakin fanatik dalam narasi bom barel mereka. Hal ini tidak masuk akal mengingat bahwa sebagian besar keluarga di Suriah anggota keluarganya ada dalam pasukan Suriah untuk memerangi tentara proxy asing yang terdiri dari para teroris dan tentara bayaran. Tidak masuk akal jika mereka berbalik melawan keluarga mereka sendiri. (Baca juga: 22 Pertanyaan Untuk Musuh-Musuh Bashar Assad)

Oleh karena itu, satu-satunya asumsi yang masuk akal adalah bahwa pasukan Suriah telah menargetkan sel-sel teroris yang bersembunyi, sel-sel yang bersarang di daerah sipil. Kita tahu bahwa wilayah teroris di Aleppo telah menyusut hingga ke seperlima dari wilayah sebelumnya. Hal ini telah menjadikan banyak warga sipil masuk ke dalam kantong-kantong aman di Aleppo yang jauh dari benteng teroris. SAA juga telah menduduki Bukit-bukit akropolis di pusat strategis Old Citadel di Aleppo dan mengepung perkemahan para “pemberontak” dari semua sisi.

Dengan informasi propaganda yang disebarkan secara masif ini, kita harus mengajukan pertanyaan, siapa yang akan paling diuntungkan dari sistem peringatan dini ini – warga sipil ataukah “pemberontak”?

Saya telah membuat sebuah kolase yang paling dramatis dari gambar-gambar Khaled Khatib, banyak yang dipublikasikan oleh AFP dan Getty Images jadi kami tahu gambar-gambar itu akan banyak digunakan oleh media-media utama untuk menyampaikan “situasi” di Suriah. Saya sama sekali tidak akan mengurang-ngurangi penderitaan sangat nyata dari rakyat Suriah yang terjebak dalam perang bukan buatan mereka namun didorong, dipersenjatai, dan didanai Barat, serta dukungan logistik kepada “oposisi” guna melawan pemerintahan yang gigih menolak intervensi mereka.

Namun, saya akan meminta siapa pun untuk melihat foto-foto ini dengan pandangan yang berimbang dan dengan cerdas bisa menilai bagaimana mereka digunakan sebagai alat penting propaganda. Kita tahu bahwa Al Jazeera, misalnya, sebelumnya telah memalsukan bukti dan menggunakan aktor-aktor teater demi “menciptakan” gambar yang dramatis. Bahkan BBC, media Inggris yang terkenal itu. diketahui telah berbohong dan menipu hingga skala mengerikan jika membahas Suriah. Saya menyerahkannya kepada pembaca untuk menilai, tapi di sini ada beberapa gambar Khaled:

collage
Gambar Khaled Khatib yang diambil di Aleppo Januari-Juni 2014. Semua hanya “melaporkan” serangan bom barel

Poin akhir yang ingin saya tunjukkan adalah, bahwa selama penyelidikan, saya melihat satu fakta penting. Bahkan ketika sebuah laporan mengenai kekejaman ISIS ditulis, kita akan sering melihat foto Khaled Khatib yang menyertai laporan itu, tapi bukan terkait laporan yang diberitakan. Saya akan memberikan contoh. Pada bulan Maret 2014, Daily Star [Lebanon] melaporkan eksekusi massal mengerikan yang dilakukan oleh ISIS di seluruh Suriah, termasuk Aleppo, dengan judul “Jihadis ISIS melakukan ‘ eksekusi massal’ di Suriah: penyelidikan PBB”, meskipun artikel ini menggambarkan pembunuhan mengerikan dan penyiksaan warga sipil oleh ISIS, caption pada foto yang dibuat KK tetap saja fitnah untuk Assad yang berbunyi “Mayat dua anak berbaring di reruntuhan bangunan perumahan yang telah ditargetkan oleh [ya Anda dapat menebaknya] bom barel yang diluncurkan oleh ‘ pasukan rezim ‘. “

Latar belakang pemasaran saya, mengingatkan saya mengenai bentuk “iklan” subliminal berbahaya ini, yang akan memastikan bahwa pemikiran masyarakat awam akan menyerap pesan mengenai kekejaman “rezim” meski dalam preferensi berita yang berisi informasi mengenai kebobrokan ISIS. Secara singkat hal itu bisa dicek dalam laporan-laporan media-media mainstream lainnya yang menunjukkan bahwa ini bukan kasus yang terisolasi. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa media telah membuat “kesalahan”, saya jelas akan membantah argumen itu. Jika … sekali, maka itu mungkin saja, sepuluh kali, dua puluh kali tidak bisa disebut kebetulan.

Ilustrasi Tim Anderson

Ilustrasi Tim Anderson

Sebagaimana dalam kasus penyelidikan saya mengenai “perang porno” perlu penyederhanaan, Prof Tim Anderson telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dari tulisan saya menjadi sebuah ilustrasi luar biasa. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: