Kamis, 19 Mei 2016,
TEL AVIV, ARRAHMAHNEWS.COM – Sumber yang dekat dengan badan intelijen Israel mengklaim bahwa Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah menduga pasukan khusus Amerika bekerjasama dengan Rusia dalam pembunuhan komandan militer Hizbullah Mustafa Badreddin.
Situs berita Debka File dalam sebuah analisanya memaparkan 6 poin spekulasi keterlibatan AS dan Rusia dalam pembunuhan komandan militer Hizbullah.
Pertama, tidak ada satupun angkatan udara atau darat yang mampu melakukan serangan tanpa berkoordinasi sebelumnya dengan Angkatan Udara dan sistem pertahanan udara Rusia. Dengan kata lain, Rusia sejak awal mengetahui operasi ini, namun tidak memberikan informasi kepada pasukan Suriah maupun Hizbullah. (Baca juga: Inilah Wasiat Sang Jenderal Hizbullah yang Gugur di Suriah)
Kedua, Amerika Serikat sebelumnya telah menerjunkan pasukan khusus bersama dengan helikopter tempur di lapangan udara Ramylan, dekat kota Hasakah, di wilayah yang dikuasai pasukan Kurdi. Penempatan ini, memungkinkan bagi Amerika untuk melakukan operasi di seluruh Suriah. Oleh karena itu, Hizbullah menyakini teror Abdreddin mungkin saja operasi militer pertama yang dilakukan AS.
Ketiga, Amerika Serikat tiga tahun sebelumnya telah memasukkan nama Badreddin dalam daftar teroris. Selain itu, Amerika juga telah membekukan asetnya setelah mengetahui Badreddin ikut serta dalam pertemuan mingguan dengan Assad dan Nasrullah. Dengan kata lain, Hizbullah meyakini bahwa Badreddin telah lama berada dalam bidikan Amerika. (Baca juga: TERUNGKAP! Komandan Tinggi Hizbullah Dibunuh Melalui Serangan Udara Israel)
Keempat, lokasi teror Badreddin sangat tersembunyi dan rahasia. Namun, Hizbullah mengetahui bahwa Rusia, Amerika dan Israel mungkin saja dapat memperoleh lokasi pertemuan itu.
Lima, teror komandan pasukan pro-Assad adalah pesan yang jelas; pembunuh Badreddin ingin melemahkan pasukan Assad. Berdasarkan informasi yang dihimpun Debka File, beberapa jam setelah pembunuhan komandan militer Hizbullah tersebar. Badreddin ingin menarik pasukannya dari beberapa titik dan memfokuskannya di perbatasan Suriah-Lebanon. Debka mengklaim bahwa dengan terbunuhnya Badreddin, maka Hizbullah bisa mempercepat penarikan pasukan ke perbatasan. Tentu hal ini akan memberikan pengaruh negatif pada pasukan Assad.
Keenam, Debka mengklaim mungkin saja Muqtada Sadr dalam pertemuannya dengan Hasan Nasrullah dan Badreddin di Lebanon meminta bantuan Hizbullah untuk mendukung pasukannya di Irak. Debka pada akhirnya berdasarkan klaim ini menyimpulkan bahwa teror Badreddin dilakukan oleh seorang yang ingin mencegah perkembangan ini. Sementara itu Gedung Putih pada hari Jum’at yang lalu menolak klaim yang mengatakan bahwa teror Badreddin dilakukan oleh pesawat tempur AS. Namun, ia tidak menampik kemungkinan teror dengan menggunakan rudal permukaan ke permukaan. (Baca juga: BELA HIZBULLAH, Jenderal Rusia Bersitegang dengan Wartawan Barat)
Sementara itu, Zionis Israel sejak berita pembunuhan Badreddin tersebar, berusaha menolak keterlibatan dalam teror tersebut.
Media-media Pro Zionis Israel hanya untuk menutupi pemberitaan bahwa Israel dibalik pembunuhan sang Jenderal yang juga kepala Intelijen Hizbullah, mereka menuduh konspirasi Rusia dalam pembunuhan ini. (ARN)
