arrahmahnews

Siapa Pengganti Ban Ki Moon Jabat Sekjen PBB?

Jum’at, 22 Juli 2016,

PBB, ARRAHMAHNEWS.COM – Menurut majalah berita Perancis Le Nouvel Observateur, nominasi dari Bulgaria, Irina Bokova, yang fasih berbahasa Rusia dan Inggris, akan menjadi pilihan yang tepat untuk jabatan Sekretaris Jenderal PBB.

“Sesuai dengan kebutuhan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, calon ideal untuk jabatan Sekretaris Jenderal adalah Irina Bokova dari Bulgaria, yang pernah belajar di Moskow dan fasih berbahasa Rusia, Inggris, Spanyol dan Perancis,” majalah berita Le Nouvel Observateur melaporkan.

Masa jabatan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2016.

Menurut Le Nouvel Observateur, nama pengganti Ban akan diumumkan pada bulan September, dalam proses yang diadakan secara transparan untuk pertama kalinya. Dengan semua kandidat yang sudah dinilai oleh Majelis Umum, bola sekarang berada di pengadilan Dewan Keamanan PBB.

“Semua anggota tetap memiliki kriteria sendiri, namun secara umum mereka semua pragmatis, dan mereka tidak mau melihat Sekjen PBB independen kuat yang bisa mengganggu dengan pengaruh mereka sendiri,” jelas laporan Le Nouvel Observateur.

Prancis, misalnya, ingin saatnya Sekjen PBB fasih berbahasa Perancis, sementara Rusia menunjuk ke tradisi tak tertulis bahwa setiap Sekretaris Jenderal PBB baru harus berasal dari bagian dunia yang berbeda, termasuk Eropa Timur. Majelis Umum, pada gilirannya, meminta agar kali ini Sekjen PBB haruslah seorang wanita.

“Karenanya, calon ideal untuk posisi ini bisa jadi adalah Irina Bokova, meskipun beberapa kandidat lain dalam daftar juga memiliki peluang yang baik,” jelas Le Nouvel Observateur.

Irina Bokova dari Bulgaria, saat ini menjabat sebagai direktur jenderal UNESCO.

Selain Bokova, daftar calon Sekjen PBB yang menduduki tempat tertinggi antara lain adalah Mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres, Selain itu masih menurut Le Nouvel Observateur, juga ada mantan Perdana Menteri Helen Clark dari Selandia Baru, yang sebelumnya menolak untuk mengirim pasukan negaranya ke Irak dan “membuktikan kemandiriannya dari Amerika Serikat, Inggris dan Australia,”.

Selanjutnya disusul oleh Menteri Luar Negeri Slovakia Miroslav Lajcak, Menteri Luar Negeri Argentina Susana Malcorra, dan mantan Ketua iklim PBB Christiana Figueres dari Kosta Rika.

Pemungutan suara pertama diketahui digelar di Dewan Keamanan PBB pada Kamis(21/7). 193 anggota Dewan Keamanan diberikan hak untuk memilih kandidat dengan tiga opsi, yakni “encourage”, “discourage” atau “no opinion”.

Namun demikian, hasil pemilihan awal itu belum final dan masih harus menjalani serangkaian proses. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: