arrahmahnews

Demonstrasi Rakyat Yaman Dukung Koalisi Houthi-Saleh

Selasa, 2 Agustus 2016,

YAMAN, ARRAHMAHNEWS.COM – Rakyat Yaman menggelar unjuk rasa massa di ibukota, Sana’a, untuk menyuarakan dukungan mereka kepada pemerintah koalisi yang baru terbentuk antara gerakan Houthi Ansarullah  dan Partai Kongres Rakyat yang dipimpin oleh mantan presiden Ali Abdullah Saleh. (Baca juga: Satu Tahun Agresi Saudi, Rakyat Yaman Demo Besar-besaran Protes Kebrutalan Riyadh)

Orang-orang berkumpul di jalan-jalan Sana’a pada hari Senin untuk mengekspresikan dukungan mereka kepada aliansi baru yang kata mereka lebih baik dan dapat diandalkan dalam melawan invasi Saudi yang sedang berlangsung serta membantu Yaman memulihkan perdamaian dan ketertiban ke negara mereka.

Para demonstran mengatakan bahwa perlawanan bersenjata untuk melawan invasi Saudi harus terus berjalan.

Mereka juga meneriakkan slogan-slogan anti Arab Saudi, dan mengatakan rezim di Riyadh tidak berkomitmen terhadap janjinya untuk menghentikan serangan udara terhadap Yaman dengan membantu memfasilitasi negosiasi politik yang sedang berlangsung di Kuwait yang bertujuan mengakhiri konflik di negara Arab. (Baca juga: Demo Rakyat Yaman Mengutuk Agresi Saudi dan Amerika Membabi Buta)

Mereka juga mengatakan plot untuk merusak pembicaraan damai di Kuwait telah berlangsung sejak pembicaraan itu dimulai, dan menambahkan bahwa Yaman tidak akan pernah menyetujui rencana perdamaian yang akan membawa mantan presiden yang telah mengundurkan diri, Abd Rabbuh Mansour Hadi, kembali berkuasa.

Pada hari Minggu, gerakan Ansarullah dan sekutunya menolak rancangan perdamaian yang diusulkan oleh PBB, dan mengatakan rancangan itu tidak memiliki inisiatif apapun untuk membentuk pemerintah persatuan di negara yang sedang dilanda perang.

7ecda38c-582a-48f2-8187-83be2cadc7a

Delegasi Hadi hentikan pembicaraan

Pihak lawan yang didukung Saudi, yang mewakili Hadi dan awalnya menyetujui rencana perdamaian PBB, mengatakan pada hari Senin bahwa ia akan menarik diri dari pembicaraan setelah mendengar oposisi Houthi menolak proposal perdamaian itu.

“Kami pergi hari ini setelah menyelesaikan bagian kita dalam pembicaraan,” kata juru bicara mereka Mohammed al-Emrani, dan mengklaim bahwa bola kini berada di pelataran Houthi dan sekutu mereka.

Proposal perdamaian PBB menetapkan bahwa Houthi dan sekutu mereka harus menarik diri dari tiga kota besar yang mereka kontrol di Yaman, termasuk ibukota, dan menyerahkan senjata berat mereka. Dan proposal itu juga mengatakan dialog politik untuk solusi akhir bisa dimulai jika Houthi melakukan hal tersebut. (Baca juga: Misteri Perang Yaman Terungkap)

Houthi dan sekutu mereka mengatakan rencana perdamaian pertama harus menempa kesepakatan pada otoritas eksekutif baru, termasuk presiden baru dan pemerintah.

Pembicaraan damai Yaman dimulai pada tanggal 21 April di Kuwait City. Sisi berperang telah menyepakati gencatan senjata sebelum negosiasi dimulai meskipun Houthi telah berulang kali memperingatkan Arab Saudi atas pelanggaran yang mereka lakukan.

Lebih dari 10.000 orang telah tewas sejak konflik di Yaman dimulai pada akhir 2014. Yaman mengatakan sebagian dari mereka yang tewas adalah warga sipil dalam serangan udara Saudi. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca