arrahmahnews

Kremlin: Tuduhan Kepada Rusia Hanya bagian dari “Gimmick” Kampanye Hillary

Selasa, 2 Agustus 2016

MOSKOW, ARRAHMAHNEWS.COM – Tuduhan dugaan keterlibatan Rusia dalam peretasan terbaru dari komputer Partai Demokrat AS tidak berdasr dan hanya bagian dari gimmick kampanye pemilihan presiden yang dilakukan oleh Hillary Clinton. Hal ini disampaikan juru bicara kepresidenan Rusia, Dmirty Peskov mengatakan pada hari Senin (01/08).

“Pernyataan seperti ini dibuat oleh Clinton sebagai bagian dari retorika kampanye pemilu dan tidak menetapkan ada kepastian apapun,” kata Peskov menambahkan bahwa tuduhan yang menyatakan peretas adalah hacker Rusia “tidak bisa diartikan tuduhan terhadap pemerintah Rusia.” (Baca juga:Hillary atau Trump? Ancaman Perang Nuklir Dibalik Pemilu AS)

“Tidak ada yang pasti dalam tuduhan Hillary Clinton dan pernyataan-pernyataan itu terlihat emosional,” kata juru bicara Presiden Vladimir Putin sebagaiamna dikutip TASS, menambahkan bahwa para pejabat departemen Rusia tidak ada hubungannya dengan serangan cyber tersebut.

Peskov mengatakan bahwa “semua pernyataan yang mengklaim bahwa pemerintah Rusia diduga berada di balik beberapa hacker benar-benar tidak masuk akal.” (Baca juga:Media AS kepada Demokrat: Stop Salahkan Putin! Kalian yang Menulis Email-email itu)

Manajer kampanye Clinton, Robby Mook mengatakan pekan lalu bahwa para hacker, yang bisa dikaitkan dengan Rusia, diduga telah membantu saingannya dalam pemilihan presiden, Donald Trump. Mook mengumumkan para hacker tersebut mencuri korespondensi Komite Nasional Demokrat secara online.

E-mai-email yang diretas itu kemudian dipublikasikan di situs whistleblower WikiLeaks ‘dan menunjukkan bahwa wakil-wakil Partai Demokrat secara aktif mencari cara untuk mendukung Clinton dan bukannya bersikap netral, dan mencoba untuk mendiskreditkan rivalnya dalam nominasi, Bernie Sanders. Moskow telah berulang kali menolak tuduhan tersebut. (Baca juga:Wikileaks Versus Hillary Clinton Ratu Skandal Email, Ganjal Konvensi Partai Demokrat)

Peskov mengatakan bahwa di masa lalu “departemen Rusia terkait hal itu telah berulang kali menekankan perlunya kerjasama internasional, terutama dengan rekan-rekan AS, terhadap manifestasi cyber berbahaya semacam itu.”

Mengomentari laporan media baru-baru ini bahwa Federal Bureau of Investigasi (FBI) juga turut serta dalam penyelidikan serangan cyber terhadap komputer Komite Nasional Demokrat, Peskov mengatakan itu adalah “gaya khas Amerika,” yang menuduh lebih dulu baru kemudian meluncurkan penyelidikan.

“Di sini, di Rusia kami terbiasa melakukan investigasi lebih dulu dan baru kemudian kami ajukan tuduhan,” katanya. “Kami percaya bahwa ini adalah lebih logis dan konsisten.” (Baca juga:Pangeran Saudi; Riyadh Danai 20% dari Kampanye Presiden Hillary Clinton)

Berbicara tentang isi dari surat menyurat yang diretas, Peskov mengatakan bahwa “cukup menarik, informasi yang bocor menunjukkan langkah-langkah tertentu yang diambil untuk memanipulasi opini publik selama kampanye pemilu.”

Peskov menyebut bahwa takti menyalahkan Rusia telah ilakukan untuk mencuci otak para pemilih dalam kampanye pemilu AS. “Rusia tidak pernah ikut campur dan tidak akan pernah mencampuri urusan dalam negeri, terutama dalam pemilihan negara lain, dan khususnya di Amerika Serikat,” katanya. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca