arrahmahnews

Mantan Budak Seks: Gadis-gadis Rambut Pirang Mata Biru Paling Diminati ISIS

Senin, 15 Agustus 2016,

ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang wanita yang pernah disiksa dan diperbudak oleh teroris ISIS mengatakan bahwa kelompok teror itu mengutamakan target perempuan-perempuan Barat untuk perdagangan seks.

Sebagaimana dilaporkan The Sun pada Sabtu (13/08), mantan budak ISIS itu menyebut bahwa wanita dengan rambut pirang dan mata biru adalah komoditas yang berharga bagi para militan sadis ISIS yang menyiksa mereka secara seksual sebelum kemudian menjual korban-korban yang telah diculik itu demi sejumlah uang. (Baca juga: Tolak Hubungan Seks, ISIS Bakar 19 Gadis Hidup-Hidup di Mosul)

ISIS diketahui telah terlibat dalam upaya perekrutan dan indoktrinasi gadis-gadis dan wanita-wanita muda di seluruh dunia.

Kini telah terungkap bahwa siswi Inggris berusia 15 tahun, Shamima Begum dan Amira Abase, yang meninggalkan rumah mereka di Bethnal Green pada bulan Februari 2015, tidak akan diizinkan untuk kembali ke Inggris. (Baca juga: ISIS Diyakini Rekrut Gadis 15 Tahun Asal Jerman)

ISIS diketahui membujuk wanita-wanita muda ini secara online dengan janji-janji palsu meliputi kekayaan, perkawinan dan pengampunan dosa.

Bagaimanapun juga, sekali para wanita itu tertangkap oleh jaringan ISIS, mereka biasanya diperbudak dan dianiaya dengan cara menjijikkan sebelum dibuang.

Mereka mempermainkan hukum, yang dianggap sebagai “haram” dalam Islam, demikian jauh sehingga mereka sengaja menghamili para korban dalam rangka untuk mendapatkan keturunan perempuan-perempian dengan kulit yang putih dan mata bercahaya. (Baca juga: Gadis Jerman yang Bergabung Dengan Teroris ISIS Meningkat)

Wanita Yazidi, Nadia Murad, yang diculik dan dijual sebagai budak setelah keluarganya dibantai, mengatakan bahwa semua wanita harus berhati-hati di mana pun mereka berada.

Nadia Murad

Ia mengatakan, ” Gadis blonde, bermata biru, dan berkulit putih sangat diminati. Ketakutan meliputi semua orang. Kematian tidak ada apa-apanya dibanding terror itu. Kematian tidak ada apa-apanya dibanding neraka yang harus kami lalui”.

Samra Kesinovic

Remaja Australia, Sabina Selimovic dan Samra Kesinovic meninggalkan negara itu untuk bergabung dengan ISIS pada bulan April tahun 2014. Mereka diyakini telah diradikalisasi setelah membaca tentang jihad di internet.

Kesinovic, 17 tahun kemudian diketahui tewas di kota ISIS, Raqqa, tahun lalu setelah bepergian ke Suriah. Ia dipukuli sampai mati dengan palu setelah mencoba melarikan diri dari perbudakan seksual. Sementara Selimovic tampaknya tewas saat berperang. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca