arrahmahnews

Kecaman Amien Rais Terhadap Ahok: “GIMMICK” POLITIK?

Senin, 22 Agustus 2016

JAKARTA, ARRAHMAHNEWS.COM – Dalam kurun kurang dari setengah tahun, sudah dua kali Amien Rais (AR), Ketua Dewan Kehormatan Partai PAN, melontarkan kecaman terhadap Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (BTP, atau Ahok terkait kualifikasinya sebagai pemimpin. Kali pertama adalah ketika AR menyikapi kasus RS Sumber Waras (RSSW) yang kontroversial karena perlawanan Ahok terhadap laporan BPK.

Amien Rais menyatakan bahwa mantan Bupati Belitung Timur itu arogan, karena dianggap meremehkan lembaga negara. Karenanya, menurut AR pada saat itu (24/4/16), Ahok “… memang tidak layak menjadi pimpinan. Jangankan presiden, gubernur saja bagi saya kurang pantas.” (http://news.rakyatku.com/…/ketika-amien-rais-vs-ahok-perang…).

Respon Ahok, seperti kita ketahui, tak kalah getas. Beliau mengingatkan bahawa mantan Ketua MPR-RI itu pernah melontarkan pujian terhadap dirinya pada 2006 akhir saat jadi bupati. AR sendiri yang memberikan penghargaan kepada Ahok sebagai “Aktor Demokrasi Sesungguhnya.” Karena itu, masih kata Ahok, AR perlu diingatkan karena mungkin mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu “sudah pikun.” (http://megapolitan.kompas.com/…/Ahok.Kamu.Ingatkan.Amien.Ra…)

Empat bulan kemudian, AR kembali melontarkan kecaman yang lebih keras. Kalau dulu sang petahana itu dituding arogan, kini lebih serem lagi. Ahok adalah sosok yang “beringas, bengis dan hampir-hampir seperti bandit.” Karenanya, AR menilai Ahok “tak boleh lagi jadi gubernur DKI Jakarta.” (lihat tautan di bawah). Ahok belum merespon statemen AR yang terakhir ini, dan seandainya pihak yang disebut pertama akan merespon dengan “semangat” yang sama, tampaknya sangat mungkin. Yang jelas, PAN DKI sudah menyatakan bahwa pihaknya tidak akan mendukung pencalonan sang petahana, dan sampai status ini ditulis, belum memastikan paslon yang akan didukungnya. (http://www.tribunnews.com/nasional/2016/08/20/amien-rais-ahok-antek-pemodal-tak-boleh-lagi-jadi-gubernur?utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter)

Yang perlu dicermati dari sikap AR di atas adalah bagaimana dampak politiknya terhadap pencalonan Ahok dalam Pilkada 2017, apakah kecaman beliau akan berhasil menggerus popularitas dan elektabilitas sang petahana itu. Ataukah sebaliknya, sikap sang Ketua Dewan Kehormatan PAN itu justru akan menghantam balik alias “backfired” partai tersebut di mata rakyat DKI, sehingga malah merugikan siapapun paslon yang didukungnya. Kemungkinan ini bukan hanya hipotetis belaka.

Sebab kalau sejarah bisa menjadi rujukan, sikap AR terhadap Jokowi sebagai capres pada 2014, ada kemiripannya juga dengan yang sekarang. Misalnya AR menyamakan Jokowi dengan mantan Presiden Filipina, Joseph Estrada (JE) yang kendati populer tetapi tak mampu menjalankan pemerintahan dan akhirnya dimakzulkan (http://news.detik.com/…/kritik-pencapresan-amien-rais-bandi…). Kecaman AR ternyata tak menyurutkan rakyat Indonesia untuk memilih Jokowi sebagai orang nomor satu di negeri ini, dan faktanya capres-cawapres yang diusung PAN, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, kalah. Ironisnya PAN kini adalah salah satu partai pendukung Pemerintah Presiden Jokowi (PJ).

Akankah terjadi sebuah pengulangan sejarah PAN di DKI? Ataukah semua ini hanya gimmick politik saja? Wallahua’lam. [ARN]

Sumber; FB Muhammad A S Hikam.

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca