Selasa, 20 September 2016,
DAMASKUS, ARRAHMAHNEWS.COM – Tentara Suriah mengumumkan diakhirnya gencatan senjata, menyesali bahwa para militan tidak mematuhi setiap ketentuan yang tercantum dalam perjanjian gencatan senjata.
Tentara Suriah menegaskan kembali komitmen untuk memerangi teror setelah akhir gencatan senjata, dan tidak menambahkan apakah gencatan senjata akan dipulihkan sewaktu-waktu di masa depan. (Baca juga: Pakar Timteng: Washington Berusaha Rusak Kesepakatan Gencatan Senjata Suriah)
Gencatan senjata ini dimulai pekan lalu. Pada tanggal 9 September, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengumumkan rencana perdamaian baru untuk mengatasi konflik di Suriah yang menyerukan gencatan senjata dan kerjasama anti-terorisme sebagai beberapa klausul lain dalam perjanjian.
Menurut Staf Umum Rusia, kelompok teroris di Suriah telah melanggar gencatan senjata lebih dari 300 kali sejak diberlakukan. (Baca juga: AS dan Teroris Dukungannya Langgar Gencatan Senjata)
“Para militan telah melanggar gencatan senjata 302 kali sejak gencatan senjata itu diberlakukan, dan menewaskan 153 orang militer Suriah dan 63 warga sipil,” kata Letnan Jenderal Sergei Rudskoy.
Ia mencatat bahwa lebih dari 250 warga sipil juga terluka dalam serangan teroris yang telah melanggar gencatan senjata di Suriah. (ARN)
