arrahmahnews

Guru Muslim Swedia yang Dipaksa Jabat Tangan dengan Pria akhirnya Berhenti Kerja

Jum’at, 23 September 2016

STOCKHOLM, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang kepala sekolah Swedia menganggap tindakan seorang guru Muslim perempuan yang tidak ingin berjabat tangan dengan rekan laki-lakinya sebagai tindakan “diskriminatif” . Wanita Muslimah itu akhirnya terpaksa memilih untuk berhenti dan mengajukan keluhan kepada ombudsman kesetaraan negara.

Surat kabar negara Swedia, Expressen, melaporkan bahwa Fardous El-Sakka, 20 tahun, bekerja sebagai guru pengganti di Kunskapsskolan, Helsingborg, Swedia selatan, sejak Agustus. Sebagai ketaatan kepada aturan agamanya, ia tidak berjabat tangan dengan rekan-rekan prianya, sebagai gantinya ia meletakkan tangannya di dada dan membungkuk. Namun salah satu anggota staf laki-laki tersinggung dengan sikapnya itu , , dan melaporkan kejadian tersebut ke pihak sekolah. (Baca juga:ISLAMOPHOBIA…Muslimah Hamil di Barcelona diserang Kaum Radikal Ultranasionalis)

“Jika ada yang didiskriminasi di sini, itu adalah karyawan yang tangannya dia tolak untuk dijabat. Pria itu merasa sangat tersinggung, “ungkap kepala sekolah Lidija Münchmeyer kepada surat kabar itu sebagaimana dikutip Russia Today, Kamis (22/09).

Fardous dipanggil untuk berbicara dengan kepala sekolah, yang mengatakan bahwa anggota staf diminta untuk menghormati nilai-nilai sekolah jika mereka ingin bekerja di sana, misalnya seperti kesetaraan gender. (Baca juga:Analis: Islamophobia Terinspirasi Zionisme Merebak di Seluruh Amerika)

“Dia berdiri dan berkata, kalau begitu aku pergi sekarang,'” kata Münchmeyer.

Wanita muda itu berhenti, tapi melaporkan kejadian tersebut ke Ombudsman Kesetaraan Swedia. Karena wanita muslimah itu adalah anggota konfederasi serikat pekerja Swedia, kasusnya kemungkinan akan ditangani oleh itu. Ia bilang belum menerima balasan untuk keluhan nya, dan karena itu tidak ingin berbagi banyak dengan pers.

Kasus Fardous ini adalah satu lagi dari insiden islamophobia serupa yang berkembang di Swedia dan di Eropa pada umumnya. Pada bulan Juni, seorang inspektur Muslim laki-laki di perbatasan Swedia dilaporkan oleh rekan-rekan perempuannya karena menolak berjabat tangan dengan mereka, dan pada gilirannya mereka menuduh melakukan diskriminasi berbasis agama. Pada bulan Juli, seorang pekerja kota Muslim di Swedia selatan dipecat setelah menolak untuk berjabat tangan dengan rekan kerja perempuan. Sebagaimana Fardous, tindakannya itu dianggap melanggar kebijakan kesetaraan. Pria itu kini menggugat negara.

Kasus serupa juga telah dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir di Jerman dan Swiss. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: