arrahmahnews

Penulis Yordania Ditembak Mati Karena Hina ISIS Lewat Karikatur

Senin, 26 September 2016,

YORDANIA, ARRAHMAHNEWS.COM – Nahed Hattar, penulis dan jurnalis asal Yordania tewas setelah ditembak tiga kali di kepala ketika berjalan ke ruang sidang pengadilan. Dia hendak diadili atas tuduhan menghina agama Islam.

Namun, tuduhan terhadap Nahed Hattar, ambigu. Sebab, materi berupa karikatur yang jadi bahan tuduhan itu sejatinya sebagai olok-olokan terhadap kelompok ISIS atau Islamic State (ISIS) yang mengatasnamakan Islam dalam aksi radikalnya.

Karikatur yang secara tidak langsung jadi penyebab kematian Nahed Hattar sejatinya juga bukan karyanya. Penulis Yordania ini hanya ikut membagikan karikatur itu di media sosial Facebook.

Karikatur itu menunjukkan, seorang pria berjanggut dari kelompok ISIS merokok di surga, berbaring di tempat tidur dengan perempuan dan menyerukan Tuhan untuk membawakan dia anggur dan kacang mete.

Nahed juga sudah menghapus posting karikatur itu. “Itu mengolok-olok teroris dan konsep mereka tentang Tuhan dan surga. Itu tidak melanggar kesucian Tuhan dengan cara apapun,” katanya sebelum penembakan terjadi.

Dia ditangkap pada bulan Agustus oleh otoritas Yordania, dan dituduh menghasut perselisihan sektarian dan menghina Islam.

Saat ia tiba di pengadilan pada hari Minggu (25/9/2016), dia ditembak. Para saksi mata mengatakan pelakunya adalah pria bersenjata, berjanggut dan berusia 50-an, mengenakan pakaian tradisional Arab.

Menurut kantor berita Yordania, Petra, seorang pria telah ditangkap di lokasi penembakan di Distrik Abdali.

Keluarga Nehad Hattar mengatakan, Perdana Menteri Yordania, Hani al-Mulki, harus disalahkan atas kematian penulis itu.

“Perdana menteri adalah orang pertama yang menghasut melawan Nahed ketika dia memerintahkan penangkapan dan mengadilinya karena membagikan karikatur, dan yang memicu masyarakat melawan dirinya dan menyebabkan pembunuhan,” kata sepupu korban, Saad Hattar.

Dalam sebuah pernyataan, dilihat oleh The Guardian, keluarga meminta pemerintah untuk meminta pertanggungjawaban semua orang yang telah menghasut kekerasan terhadap Nehad Hattar.

“Banyak (orang) fanatik menulis di media sosial menyerukan pembunuhan dan hukuman mati tanpa pengadilan, dan pemerintah tidak melakukan apa pun terhadap mereka,” bunyi pernyataan keluarga korban.

Sara Williams, seorang jurnalis yang berbasis di Yordan, mengatakan kepada Al-Jazeera, bahwa Nehad Hattar telah ditahan di masa lalu karena posting-an kritis tentang Raja Yordania. Hattar yang berasal dari kelompok monoritas Kristen merupakan pendukung vokal Presiden Suriah Bashar al-Assad. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca