Minggu, 02 Oktober 2016,
SINGAPURA, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen telah memperingatkan ancaman kelompok-kelompok ekstremis di Asia Tenggara, dan menambahkan bahwa mereka telah menjadi lebih terorganisir dan terfokus untuk melakukan aksi teror. (Baca juga: Ancaman Radikalisme Islam di Indonesia (Bagian Pertama))
“Setiap tahun kami mendapati situasi dan peningkatan ancaman terorisme,” Ng mengatakan pada hari Jumat setelah pertemuan di negara kepulauan AS Hawaii antara menteri pertahanan Asia Tenggara dan Menteri Pertahanan AS Ashton Carter yang membahas ancaman yang ditimbulkan oleh jaringan teroris ISIS Takfiri dan kelompok-kelompok serupa.
“Dibandingkan dengan setahun atau bahkan dua tahun yang lalu, mereka lebih terorganisir … mereka lebih rapi jaringannya, mereka lebih jelas dalam artikulasi tentang apa yang ingin mereka capai,” Ng lebih lanjut menyatakan seperti dikutip dalam laporan Reuters.
Menteri Pertahanan Singapura kemudian mengutip sebuah skema baru-baru ini, di mana sel teror Indonesia telah bersekongkol untuk melancarkan serangan terhadap hotel di daerah Marina Bay Singapura. Plot ini telah digagalkan oleh pihak berwenang Indonesia, tambahnya.
“Mereka telah melampaui jaringan untuk mendorong aliran dana dan senjata. Mereka sudah merencanakan semua itu,” Ng menekankan. (Baca juga: Pidato Trump Diputus Saat Ungkap Rahasia ISIS; VIDEO)
Menurut pejabat militer, lebih dari 1.000 orang Asia Tenggara telah berbondong-bondong bergabung dengan kelompok teroris ISIS di Irak dan Suriah, di mana mereka telah melancarkan kampanye teror besar-besaran di Timur Tengah.
Ng juga mengatakan percaya bahwa jika basis ISIS hancur di Irak dan Suriah, maka akan meningkatkan risiko infiltrasi teroris ke wilayah Asia Tenggara, karena mereka yang dari Asia Tenggara akan kembali ke negara asal mereka.
“Mereka akan memutuskan untuk kembali, beberapa dari mereka berambisi, beberapa dari mereka terlatih dan jaringan mereka sangat kuat,” kata Ng. (Baca juga: ISIS Deklarasikan Khilafah di Filipina)
Para pejabat di wilayah tersebut telah siaga tinggi sejak ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di ibukota Indonesia, Jakarta, pada bulan Januari, di mana delapan orang tewas, termasuk empat teroris.
Sementara itu, otoritas keamanan menyatakan pada bulan Juni bahwa gerilyawan Asia Tenggara yang mengaku sebagai anggota Daesh/ISIS mengatakan mereka telah memilih salah satu orang yang paling dicari di Filipina untuk memimpin cabang regional dari kelompok teror. (ARN)
