arrahmahnews

Menengok Perjuangan Heroik Bangsa Suriah Melawan Imperialisme Barat

Kamis, 06 Oktober 2016,

KAIRO, ARRAHMAHNEWS.COM – Sulit rasanya saat ini untuk membayangkan bangsa yang lebih tangguh dan lebih heroik dari bangsa Suriah!. (Baca juga: Dubes Indonesia untuk Suriah Ungkap Fakta Perang Suriah dan Bashar Assad)

Dengan hanya 17 juta penduduk (menurut perkiraan di tahun 2014), Suriah sekarang menghadapi koalisi terkuat di Bumi, koalisi yang terdiri dari hampir semua negara kolonialis dan neo-kolonialis tradisional Barat.

Perang Suriah Bukan Perang Sektarian

Bangsa ini juga menghadapi ciptaan paling kejam dan mematikan dari Barat yaitu kelompok-kelompok ekstremis dan pembunuh, kelompok pseudo-Islam, yang serupa dengan yang sudah dilepaskan untuk melawan Uni Soviet dalam perang di Afghanistan.

Namun karena tekad besar rakyatnya, Suriah masih bertahan! Meski bangsa itu harus berdiri melawan segala rintangan. Dataran Tinggi Golan miliknya secara ilegal telah diduduki Israel, perbatasannya terus dilanggar oleh militer Turki, dan oleh ‘pasukan khusus’ serta angkatan udara negara-negara Barat. (Baca juga: Assad: Rakyat Suriah Tetap Teguh Membela Tanah Air Mereka)

“Oposisi politik” Suriah diciptakan, kemudian dipersiapkan dan dibiayai oleh Amerika Serikat dan Eropa, dalam kedok ” Revolusi Warna”, seperti yang terjadi di semua negara sosialis lain yang telah dicoba diguncang dan dipaksa bertekuk lutut dibawa aturan Barat. Jutaan orang Suriah selama enam tahun mengerikan terakhir telah diteror, disembelih dan terintimidasi oleh kader-kader jihad yang ditanamkan oleh Barat dan sekutu regionalnya yaitu Arab Saudi, Turki, Qatar, Israel dan lain-lain.

Ini adalah pertempuran yang sengit namun tidak berimbang! Beberapa kota-kota bersejarah terbesar di dunia, seperti Aleppo dan Palmira, kini berubah menjadi reruntuhan dan abu. Apa yang gagal dihancurkan oleh tentara salib Kristen Eropa, kini runtuh di bawah serangan imperialis. Seperti di tempat lain di dunia, siapapun yang berani berjuang melawan kolonialisme Barat, secara konsisten akan dihancurkan dan terbakar. Hampir semua orang yang menolak, tanpa ampun dibantai. Ratusan ribu rakyat Suriah telah kehilangan nyawa mereka. Dan seiring bertambahnya hari , jumlah korban yang tewas secara mengerikan meningkat.

Tapi Suriah Tetap Bertahan!

5 juta orang Suriah telah dipaksa untuk meninggalkan negara mereka. Sekarang mereka tersebar di seluruh Timur Tengah, di seluruh Lebanon, Yordania, Irak, Mesir, dan Turki. Beberapa bahkan pergi jauh ke Eropa, Kanada dan Chile.

Seberapa lama lagi suatu negara bisa bertahan?

Dan bagaimana bisa seluruh dunia hanya berdiri dan menontonnya padahal negara ini bagai dimasukkan ke neraka?

Jawabannya jelas: tidak seluruh dunia tahu! mereka tidak mengerti! Propaganda yang keluar dari media massa Barat dan lembaga indoktrinasi menyebar begitu menyeluruh, sangat profesional, sehingga bagi sebagian besar orang di seluruh dunia, segala sesuatu yang berhubungan dengan Suriah tampaknya kabur, keruh, dan sangat kompleks. Seiap hari Presiden al-Assad digambarkan bagai setan. Perlawanan heroik negara disebut “tindakan brutal rezim”, kelompok teror pro-barat digambarkan sebagai “oposisi moderat”. (Baca juga: AS Khianati Rusia Terkait Opisisi Moderat)

Pada kenyataannya, Suriah menderita karena menolak untuk bertekuk-lutut, karena tidak mau melacurkan dirinya sendiri, karena tidak akan mengemis kepada penyiksanya untuk berhenti, karena jika itu terjadi (mengemis) maka itu nanti akan memungkinkan musuh untuk mengambil segala sesuatu di atas dan di bawah tanah air Suriah.

Rakyat Suriah Dukung Penuh Bashar Assad Melawan Terorisme

Kekaisaran neo-kon tidak pernah mengampuni ketidaktaatan. Metode teror fundamentalis yang mereka terapkan di Suriah, adalah yang paling brutal yang pernah diciptakan dan diimplementasikan di Bumi.

Di seluruh Suriah, negara itu sudah hancur jadi abu. Timur Tengah hampir tidak ada lagi. Dan sebagian besar rakyat Suriah mengerti bahwa lebih baik mati mulia dengan bertahan, daripada hidup di belenggu, berlutut dihadapan orang lain, dikendalikan oleh kleptomaniak negara-negara kolonialis Barat!

Bila semakin mengerikan teror yang disebar Barat ke seluruh dunia pada umumnya atau dibeberapa bagian dunia khususnya, maka lebih ganas lagi propaganda yang mereka ciptakan. Indoktrinasi pencucian otak mengalir terus-menerus dari London, New York dan Paris.

Jika seseorang menonton BBC, maka tidak ada tanda-tanda objektivitas lagi yang tersisa. Jejaring media dan kekuatan Barat bersatu dalam langkah final untuk benar-benar mendiskreditkan semua yang masih berjuang untuk bertahan hidup, terhadap eksploitasi terorisme global.

Presiden Suriah Bashar al-Assad, tentara Suriah yang heroik dan sekutu terdekat Suriah (Rusia dan Iran) tak henti-hentinya digambarkan sangat buruk, seolah-olah adalah mereka yang memulai perang mengerikan itu! Dan Hizbullah, yang berperang epik tanpa henti melawan ISIS, dimasukkan dalam daftar teroris oleh Barat.

Segala sesuatunya diputar balik dan dijungkirbalikkan.

Tapi apa yang bisa kita harapkan dari gerombolan ekspansionis, dari benteng imperialisme? Pernahkah Inggris (atau Perancis) melakukan propaganda yang berbeda, ketika negara-negara kolonialis mereka selama berabad-abad telah menyambar dan menghancurkan negara-negara dan territorial asing yang tak terhitung jumlahnya, membantai ratusan juta orang yang tidak bersalah? Bukankah orang-orang yang menolak penaklukan Barat selalu dipermainkan dan digambarkan seperti setan? (Baca juga: 10 Fakta Suriah Yang Tak Terbantahkan)

Negara-negara seperti Inggris, Perancis, Jerman, Belgia, Belanda, Spanyol, Portugal dan lain-lain, memiliki berabad-abad pengalaman mengenai bagaimana caranya untuk mempermalukan korban, bagaimana membenarkan tindakan keji mereka sendiri, bagaimana mencuci otak rakyat mereka sendiri dan bahkan beberapa korban mereka! Dan Amerika Serikat, produk langsung dari Eropa, keturunan mereka, menggunakan taktik propaganda yang sama, hanya saja sedikit lebih vulgar,.

Tidak ada lagi hal rasional dan objektif yang bisa diharapkan dari orang-orang Eropa atau Amerika Utara, kecuali beberapa dari mereka yang melakukan protes dan jumlahnya tidak signifikan. Orang-orang Barat dalam keadaan tidur lelap! Acuh tak acuh terhadap kengerian yang sedang dikelola oleh rezimnya di seluruh dunia. Hampir tidak ada tekanan untuk menghentikan aksi teror terhadap Suriah. Satu-satunya hal yang tampaknya penting untuk Eropa adalah bagaimana untuk menghentikan arus pengungsi dari negara yang mereka hancurkan itu.

Memalukan! Kalian sungguh memalukan hai orang-orang Eropa dan Amerika Utara! Rezim kalian membunuh jutaan, di satu demi satu negara lain, dan kalian bahkan tidak mampu mengenali apa yang terjadi…, kalian bahkan menyalahkan korban dan orang-orang yang bergegas untuk menyelamatkan mereka!

Sekarang musuh terbesar kalian adalah Rusia. Karena Rusia (sama seperti China) jelas tidak mau menari mengikuti irama fatal kalian! Karena Rusia, selama beberapa dekade, berdiri bersama hampir semua negara tertindas, dan mendukung de-kolonisasi dunia, di semua sudutnya. Seperti yang China, Kuba dan Korea Utara selalu lakukan.

Rusia kini membela Suriah. Bukan karena kebutuhan sumber daya alam, bukan karena ingin menjarah. Rusia melakukannya karena hanya itulah hal yang benar untuk dilakukan. Rusia melakukannya karena jika dunia ini jatuh sepenuhnya kepada imperialisme Barat, maka tidak akan ada dunia sama sekali, atau setidaknya tidak akan ada dunia yang layak untuk dihuni!

“Negara kami adalah negara sosialis. Bagi kami, adalah lebih penting untuk mempertimbangkan manfaat bagi seluruh bangsa daripada individu-individu tertentu. Saya telah menghabiskan lebih dari 50 tahun hidup saya mendedikasikan diri untuk pendidikan, yang merupakan tulang punggung negara kami, apalagi sekarang … Kadang-kadang saya merasa seperti ingin berhenti dari pekerjaan saya dan kembali mengajar di Universitas Damaskus, tapi saya tahu bahwa keberadaan saya masih dibutuhkan di tempat saya berada sekarang”, Dr. Farah Motlak, Wakil Menteri Pendidikan Republik Arab Suriah mengatakan kepadaku. (Baca juga: 22 Pertanyaan Untuk Musuh-Musuh Bashar Assad)

Kami bertemu di Kairo, Mesir, pada konferensi regional. Aku bertanya kepadanya tentang propaganda Barat terhadap negaranya. Dia menjawab dengan menggelengkan kepalanya,

“Saya bahkan tidak marah … Saya hanya sedih yang luar biasa. Serangan Media, yakni propaganda yang mengalir dari Barat jelas dirancang untuk menghancurkan negara kami. Tapi kami memiliki harapan, dan kami akan melanjutkan perjuangan kami”.

Pertemuan dan konferensi internasional jelas menunjukkan bagaimana terbagi –baginya dunia Arab saat ini. Suriah adalah simbol. Untuk beberapa, itu adalah simbol ketahanan, kepahlawanan. Untuk orang lain, terutama untuk mereka yang didanai dan dikondisikan oleh Barat, itu mewakili segala sesuatu yang jahat.

Tapi Mesir sendiri (dimana saya menulis esai ini), hanya tiga tahun setelah kudeta militer pro-Barat, kini bagai reruntuhan. Ekonomi telah menjadi kasus utama. Negara ini benar-benar hancur secara sosial.

Tentu saja kehancurannya ada pada “skala ringan” jika dibandingkan dengan Irak, Libya dan Yaman. Tapi itu masih cukup buruk: selama kudeta pada 2013, setidaknya 1, tetapi kemungkinan besar 2 ribu orang dibunuh oleh junta militer, sementara puluhan ribu luka-luka. Diperkirakan sepuluh ribu orang sekarang di penjara di seluruh negeri; kebanyakan dari mereka dalam kondisi yang mengerikan, banyak yang disiksa dan tahanan wanita biasa diperkosa.

“Kontra-Revolusi telah menang,” jelas Dr Mohammed Shafik, anggota Gerakan Revolusioner Sosialis. “Semua pihak oposisi dan organisasi telah tergencet. Ribuan revolusioner telah dipenjara; ratusan dieksekusi oleh perintah pengadilan atau dilikuidasi oleh polisi … Neoliberalisme memegang kendali … rakyat menderita”.

Tapi propaganda Barat tidak menunjukkan keinginan sama sekali untuk mengkritik junta militer Mesir. Karena mereka (junta militer) pada dasarnya pro-Barat, kapitalis barat dan untuk meluaskan kekaisarannya dan juga sekutunya, termasuk Israel dan Arab Saudi. (Baca juga: Analis: Pemberitaan Media AS soal Rusia dan Suriah Penuh Kebohongan)

Hampir seperti semua ‘klien’ negara Barat, Mesir tidak akan pernah benar-benar bisa meningkatkan kehidupan mayoritas warganya. Negara ini sudah terjebak dalam puluhan tahun tidur abadi secara sosial. Mereka yang mendapatkan manfaat dari situasi ini adalah kekuatan Barat dan sekutu regional mereka, serta elit Mesir yang merupakan budak barat.

Jika Suriah sampai menyerah, skenario yang terjadi di Mesir mungkin akan menjadi skenario terbaik yang bisa diharapkan. Tapi kemungkinan besar, Suriah akan menemui nasib yang mengerikan seperti Irak atau Libya.

62 (sebagian menyebut 90) tentara Suriah dilaporkan tewas dalam serangan udara koalisi yang dipimpin AS pada basis militer Suriah Deir el-Zour, pada 17 September, di Timur Suriah.

Jet-jet koalisi itu menghancurkan perumahan tentara yang terlibat dalam pertempuran dengan ISIS. Segera setelah serangan, ISIS mengambil alih bukit dan daerah itu. Hal ini jelas merupakan sebuah operasi yang dikoordinasikan antara Barat dan ISIS, melawan pasukan pemerintah Suriah.

Beberapa hari kemudian, konvoi kemanusiaan dihantam didekat kota Aleppo. Tanpa menghadirkan bukti, Barat langsung menunjuk jari pada pemerintah Suriah dan Rusia. Namun Kementerian Pertahanan Rusia merilis gambar yang menunjukkan drone predator AS yang beroperasi di daerah tersebut selama serangan itu, dan menyerukan penyelidikan menyeluruh.

Perang terus berlangsung. Penderitaan rakyat Suriah terus berlanjut. Namun ada satu titik sederhana yang terus-menerus diabaikan oleh Barat.

Pemerintah yang sah dari Suriah mengundang Rusia, sekutu dekat nya. Mereka meminta Moskow untuk membantu, untuk melawan ISIS dan kelompok teroris lain yang ditanamkan Barat dan sekutunya.

Tidak ada yang mengundang Barat!

Atau mungkin kelompok-kelompok bentukan dan dukungan Barat itu sendiri yang mengundang mereka masuk dalam wilayah Suriah?

Keduanya, pasukan pemerintah Suriah dan Rusia berjuang melawan penjajah asing brutal yang berusaha untuk menghancurkan salah satu negara tertua di Bumi dan mengambil kendali atas seluruh Timur Tengah.

Suriah berada di garis depan pertempuran melawan imperialisme Barat. Dan begitu juga Rusia. Begitu juga Iran, sementara China bergabung!

Pengorbanan yang dibuat oleh orang-orang Suriah adalah luar biasa. Dengan melawan segala rintangan, kemajuan mematikan kaum imperialis dapat berhenti di sini, setelah semua yang terjadi.

Seperti yang saya tulis sebelumnya, bahwa harga untuk hal ini mungkin mengerikan. Aleppo berubah menjadi Stalingradnya Tengah-Timur. Tetapi bangsa Suriah yang heroik telah membuat pilihan “mereka akan melawan penjajah brutal dan biadab, sebagaimana melawan tentara salib di bawah kepemimpinan besar Sultan Salahuddin”.

Karena pilihan lainnya adalah perbudakan, sesuatu yang tidak dapat diterima bagi orang-orang Suriah!. (ARN)

Andre Vltchek

Andre Vltchek adalah filsuf, novelis, pembuat film dan wartawan investigasi, dia pencipta Vltchek’s World, dan merupakan pengguna Twitter yang berdedikasi, terutama untuk majalah online “New Eastern Outlook”.

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca