Senin, 10 Oktober 2016,
ARRAHMAHNEWS.COM, SANA’A – Pemimpin gerakan Ansarullah Houthi Yaman mengutuk serangan udara brutal Saudi baru-baru ini di sebuah upacara pemakaman di ibukota Yaman, Sana’a, dia mengatakan bahwa serangan itu menunjukkan rasa frustrasi Amerika Serikat dan rezim Saudi dalam perang di negara Arab miskin itu.
Selama pidato televisi yang ditujukan kepada bangsa Yaman pada hari Minggu (09/10) itu, Abdul Malik al-Houthi mengatakan Arab Saudi dan sekutu regionalnya tidak akan melakukan serangan udara Sabtu, yang merenggut nyawa ratusan orang, jika mereka tidak mendapat lampu hijau dari Washington. (Baca juga: Jeritan Gadis Kecil Yaman: Jika AS Tak Bisa Hentikan Perang, Setidaknya Hentikan Jual Senjata ke Saudi)
“Amerika Serikat adalah pihak pertama dan yang paling bertanggung jawab atas pembantaian ini,” demikian bunyi pernyataan Houthi.
Ia menambahkan bahwa tujuan rezim Riyadh dalam kampanye mematikan terhadap Yaman adalah untuk membunuh sebanyak mungkin orang, dan bahwa AS dan Arab Saudi terbiasa melakukan pembunuhan massal.
“Pembunuhan terhadap orang-orang Yaman adalah kebangkrutan secara moral, yang telah mendorong mereka untuk melakukan kejahatan apapun. Saudi membunuh rakyat Yaman dengan menggunakan senjata-senjata dan pesawat militer AS. Mereka menyerang tempat-tempat yang ditunjuk dan diizinkan oleh Amerika, “kata pemimpin gerakan Ansarullah itu lebih lanjut. (Baca juga: Ansarullah: Amerika Lancarkan Siasat Duduki Yaman)
Ia mencatat bahwa agresi militer Saudi terhadap Yaman berada di bawah pengawasan langsung Washington, menambahkan bahwa Amerika Serikat telah memainkan peran sentral dalam hal ini.
“Saudi memiliki catatan kriminal hitam membunuh orang yang tidak bersalah. Mereka memiliki sifat yang kejam dan jahat, dan tidak menghormati kemerdekaan negara-negara lain. Raja Saudi (Salman bin Abdulaziz Al Saud) tidak akan berani untuk menyerang Yaman jika sudah tanpa persetujuan AS, ” tegas Houthi. (Baca juga: HRW; AS-Inggris Bersekongkol Dalam Agresi Saudi atas Yaman)
Houthi juga menyeru bangsa Yaman yang berbadan sehat untuk maju bergabung melaksakan pembalasan atas agresi brutal Saudi ini di medan perang.
Arab Saudi telah terlibat dalam kampanye mematikan terhadap Yaman sejak agresi Maret 2015. Riyadh, telah menewaskan lebih dari 10.000 di Yaman, demi memulihkan kekuasaan untuk Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi, sekutu setia Riyadh yang telah mengundurkan diri nya sebagai presiden Yaman tetapi berusaha memaksa masuk kembali ke dalam kekuasaan. Kampanye ini juga berupaya untuk melemahkan gerakan Houthi Ansarullah.
PBB menyebutkan korban tewas dari agresi militer di sekitar 10.000. UNICEF mengumumkan pada 4 Oktober bahwa kekerasan di Yaman telah membuat lebih dari dua juta anak putus sekolah di Yaman. (ARN)
