arrahmahnews

Putin Akan Tandatangani Penjualan Sistem Rudal S-400 Kepada India

Jum’at, 14 Oktober 2016

RUSIA, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatur kesepakatan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk pengiriman sistem pertahanan udara paling canggih Moskow ke New Delhi, Kremlin mengatakan.

Kantor berita Rusia mengutip ajudan Putin, Yuri Ushakov, mengatakan bahwa kesepakatan itu akan ditandatangani selama kunjungan Presiden Rusia ke India.

“Sebuah kesepakatan tentang pengiriman sistem pertahanan anti-rudal S-400 ‘Triumph’ dan penawaran lainnya akan ditandatangani sebagai hasil dari pembicaraan,” kata Ushakov di ibukota Rusia, Moskow, Kamis (13/10).

Kremlin sebelumnya mengatakan bahwa pembicaraan dengan perdana menteri India akan fokus pada “berbagai hubungan bilateral, khususnya perdagangan dan hubungan ekonomi.”

Putin dijadwalkan bertemu dengan Modi di Goa negara bagian India, pada Sabtu di sela-sela pertemuan puncak BRICS yang diselengarakan para pemimpin Dunia seperti Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.

Sistem rudal S-400 adalah sistem pertahanan udara paling modern milik Rusia. Hal ini dapat melacak hingga 300 target dan menembak jatuh sekitar tiga lusin secara bersamaan dalam rentang beberapa ratus kilometer.

India sebagai importir pertahanan dunia, telah menandatangani beberapa kesepakatan sebagai bagian dari upgrade  peralatan militer sejak Modi menjabat pada tahun 2014, senilai 100-miliar dolar.

Bulan lalu, India secara resmi menandatangani perjanjian dengan Perancis untuk pembelian tiga jet tempur Rafale senilai 8,8 miliar dolar di tengah perlombaan senjata lama berjalan dengan Pakistan.

Tawaran datang di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara New Delhi dan Islamabad atas wilayah Himalaya yang disengketakan, Kashmir.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menuduh India sengaja memancing kontak senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan de facto yang membagi wilayah yang disengketakan.

Pada majelis tahunan PBB pada bulan September, Sharif mengatakan Pakistan akan “mengambil tindakan apa pun … yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan pencegahan pencaplokan daerah.”

Sharif juga menyalahkan India yang telah memaksakan “prasyarat yang tidak dapat diterima” untuk pembicaraan damai atas Kashmir.

Pasukan India dan Pakistan telah terlibat dalam bentrokan segar sepanjang Garis Kontrol (LoC) – batas yang membagi Kashmir dalam dua – selama beberapa bulan terakhir. Kedua belah pihak saling menuduh provokasi.

Lebih dari 80 orang telah kehilangan nyawa mereka dalam gelombang terbaru dari bentrokan di Kashmir.

Kashmir terletak di jantung hampir 70 tahun permusuhan antara India dan Pakistan. Kedua tetangga mengklaim wilayah tersebut secara penuh. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca