Amerika

AS Rencanakan Serangan Cyber Besar-besaran ke Rusia

Minggu, 16 Oktober 2016,

WASHINGTON DC, ARRAHMAHNEWS.COM – Badan Intelijen Pusat AS (CIA) sedang merencanakan serangan cyber yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia sebagai pembalasan atas apa yang disebut Washington sebagai intervensi Moskow dalam pemilihan presiden Amerika. NBC News melaporkan bahwa beberapa pejabat intelijen AS telah mengungkapkan hal ini. (Baca juga: Kepala Staf Angkatan Darat AS: Rusia Ancaman Nyata Bagi Amerika)

NBC News pada hari Jum’at (15/10), dengan mengutip dari para pejabat yang langsung terkait dengan operasi ini mengatakan bahwa CIA telah diminta untuk melaksanakan opsi-opsi operasi cyber “rahasia” yang dirancang untuk “mempermalukan” Rusia. Laporan itu tidak mengungkap banyak tentang sifat serangan itu, tetapi menegaskan bahwa badan mata-mata mulai “membuka pintu-pintu cyber, memilih target dan membuat persiapan lainnya untuk operasi.”

Seorang pejabat menyatakan bahwa hacker-hacker CIA sudah mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang akan melibatkan Presiden Rusia Vladimir Putin. (Baca juga: Rusia Telanjangi Amerika di Suriah)

Pensiunan Laksamana James Stavridis dalam wawancara dengan NBC News menjelaskan bahwa Putin tampaknya menjadi target utama serangan hacking yang disponsori pemerintah Amerika terhadap Kremlin tersebut.

Stavridis menyerukan untuk menembus jaringan internet Rusia dan mengekspos penawaran keuangan ilegal Putin.

“Akan sangat memalukan jika itu terungkap, dan itu akan menjadi respon sebanding dengan apa yang telah kita lihat,” katanya.

Sebelumnya pada hari Jumat, Wakil Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington “mengirim pesan” untuk Putin, menanggapi serangkaian hacks yang menargetkan Partai Demokrat AS.

Sebelumnya, dihacknya email dari Komite Nasional Demokrat (DNC) telah mengungkap upaya dari dalam beberapa pejabat partai untuk menjatuhkan rival kuat Hillary Clinton, Vermont Senator Bernie Sanders, dari kompetisi capres AS. (Baca juga: Email Obama Diretas Hacker Rusia)

Para pejabat intelijen Amerika bersama dengan Clinton telah menuduh Moskow melakukan serangan untuk mendukung Donald Trump, capres partai Republik.

Putin menolak tuduhan pada hari Rabu, mengatakan bahwa peretasan itu “tidak ada hubungannya dengan kepentingan Rusia.” (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: