Sabtu, 29 Oktober 2016,
ARRAHMAHNEWS.COM, WASHINGTON DC – 11 hari menjelang pemilihan Presiden Amerika Serikat yang akan berlangsung pada 8 November mendatang, Biro Investigasi Federal (FBI) membuat pengumuman mengejutkan bahwa pihaknya sedang menginvestigasi temuan baru soal email mantan Menteri Luar Negeri AS, yang juga Capres dari partai Demokrat, Hillary Clinton. (Baca juga: Hillary Clinton Jauh Lebih Buruk dari Donald Trump)
Khawatir terhadap fenomena terbaru yang membahayakan posisinya ini, Hillary Clinton meminta FBI untuk membuka fakta yang “penuh dan lengkap” tentang penyelidikan tersebut.
“Kita berada di 11 hari menjelang pemilihan nasional yang paling penting dalam hidup kita,” kata Clinton dalam konferensi pers di Des Moines, Iowa pada hari Jumat (28/10). “Voting sudah berjalan di negara kita, sehingga rakyat Amerika berhak untuk segera mendapatkan fakta-fakta penuh dan lengkap,” katanya.
Sebelumnya, Direktur FBI James Comey, menulis dalam sebuah surat kepada Kongres pada bahwa ia membuka kembali penyelidikan atas kasus email mantan sekretaris negara itu untuk meninjau serangkaian email yang baru ditemukan. (Baca juga: Hillary Clinton, Idola Baru Raja-raja Arab)
Comey tidak menyebutkan detail penyelidikannya dan hanya mengatakan kepada anggota parlemen bahwa email berasal dari kasus terpisah dari email server Clinton.
Selama konferensi pers yang sangat singkat dan berlangsung hanya empat menit, mantan ibu negara AS itu menjawab tiga pertanyaan dan berusaha menunjukkan bahwa ia tak terpengaruh dengan masalah ini.
“Bahkan Direktur Comey mencatat bahwa informasi baru ini mungkin tidak signifikan, jadi mari kita tinggalkan,” katanya. (Baca juga: Trump; Hillary Setan dan Harus Dipenjarakan)
Menjawab pertanyaan mengenai apakah email itu terkait dengan Huma Abedin, pembantu Clinton, calon Presiden dari Partai Demokrat itu memilih menjawab dengan hati-hati.
“Kami sudah mendengar desas-desus ini,” katanya. “Kami tidak tahu apa yang harus dipercaya. Dan saya yakin akan ada lebih banyak lagi rumor. Itulah mengapa itu FBI harus memberitahu kami apa yang mereka bicarakan.”
Pengumuman FBI ini disambut gembira oleh saingannya dari Partai Republik Donald Trump yang memuji kerja FBI dengan menyebut atas “keberanian mengoreksi kesalahan mengerikan yang mereka buat.” (ARN)
