Analisa

Perang Rusia-Amerika di Langit Suriah Tak Terhindarkan

Selasa, 4 Oktober 2016

SURIAH, ARRAHMAHNEWS.COM – Setelah gagalnya gencatan senjata di Suriah, kini tidak ada jalan lain yang nampak bagi Amerika dan Rusia kecuali berperang satu sama lain. Setelah Amerika menghentikan pembicaraan dengan Rusia setelah offensif Rusia di Aleppo terus berlanjut, Rusia balik mengancam Amerika.

Seperti dilaporkan Associated Press, Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova, hari Sabtu lalu (1 Oktober) mengatakan bahwa tindakan Amerika menyerang pasukan Suriah akan mendapatkan reaksi keras dari Rusia. Ia menyebut reaksi Rusia tersebut sebagai ‘konsekuensi yang besar dan sangat menyakitkan tidak hanya di Suriah namun di seluruh kawasan’. [Baca; Rusia: AS Hentikan Pembicaraan Gencatan Senjata di Suriah]

Dengan kata lain, Rusia mengancam perang terhadap Amerika.

perang-suriah

“Mari kita berharap bahwa ancaman ini didengar oleh Washington karena, jangan salah, pernyataan itu berarti adalah ancaman perang,” tulis editor Thetruthseeker.co.uk tentang pernyataan Jubir Kemenlu Rusia itu.

Situs independent The Saker membuat analisa lebih dalam lagi tentang prospek konflik di Suriah paska kegagalan gencatan senjata yang disebabkan oleh serangan Amerika dan koalisinya terhadap pasukan Suriah di Deir Ezzor dan konvoi kemanusiaan di Aleppo. Dalam tulisan berjudul ‘The War Against Syria: Both Sides Go to “plan B”, The Saker menulis:

“Terkait dengan kegagalan kebijakan Amerika untuk menggulingkan regim Bashar al Assad, kini tiba saatnya bagi Amerika untuk melakukan perubahan fundamental: negosiasi atau perang. Awalnya John Kerry dan para pejabat Kemenlu mencoba bernegosiasi, namun Kemenhan berkehendak lain, secara khianat menghancurkan perjanjian gencatan senjata dengan membom pasukan Suriah. Pada titik ini John Kerry, (Samantha) Power dan para pejabat lainnya merasa tidak ada pilihan lain selain bergabung dengan Dephan untuk  berperang.” [Baca; Kudeta Senyap Ancam Perdamaian di Suriah]

rusia-as

Lalu The Saker pun memberikan analisanya tentang konsekuensi yang akan terjadi di Suriah. Pertama Amerika akan menggelontorkan senjata-senjata canggihnya (yang bisa diselundupkan ke Suriah), termasuk rudal-rudal jinjing MANPAD, TOW, Milan dan Javelins untuk menetralisir kekuatan udara dan pasukan tank Suriah-Rusia. Namun hal ini tidak akan berpengaruh secara fundamental di medan perang karena pesawat-pesawat pembom Rusia terbang di ketinggian yang tidak terjangkau MANPAD, dan Rusia juga bisa mengirim tank-tank T-90 dan tank-tank sekelas di atasnya yang resistan terhadap rudal anti-tank.

Sebaliknya, pilihan bagi Rusia jauh lebih banyak untuk memenangkan perang di Suriah tanpa campur tangan langsung Amerika karena Rusia masih bisa membom para pemberontak dengan rudal-rudal dan pesawat pembom jarak jauh. Rusia bahka bisa meningkatkan daya hancurnya dengan menggunakan bom-bom cluster, thermobaric, atau bahkan nuklir taktis. Kemudian untuk menyempurnakan kemenangan, Rusia bisa mengirim kontingen tempur setingkat batalion hingga resimen ke Suriah. [Baca; Mimpi Negara Teluk Persia Usir Rusia dari Suriah]

Karena tidak ada prospek lain untuk memenangkan perang di Suriah, maka Amerika dan sekutu-sekutunya tidak memiliki pilihan lain selain menerapkan zona larangan terbang (no fly zone) dan melancarkan pemboman besar-besaran ke Suriah. Namun, untuk itu Amerika harus menetralisir sistem pertahanan udara Rusia di Suriah, khususnya S-400 di pangkalan udara Khmeimim dan S-300 di atas kapal perang Rusia di lepas pantai Suriah. Dan itu berarti perang terbuka dengan Rusia. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca