Selasa, 08 November 2016,
ARRAHMAHNEWS.COM, YAMAN – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari setengah dari rumah sakit dan klinik di Yaman tutup atau hanya sebagian yang berfungsi. WHO juga memperingatkan bahwa Yaman berada pada risiko tinggi wabah penyakit akibat pelayanan kesehatan yang tidak memadai.
Badan kesehatan PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (7/11) bahwa stafnya telah mensurvei 3.507 fasilitas medis di Yaman dan menemukan bahwa hanya 45 persen dari fasilitas itu yang berfungsi penuh dan dapat diakses.
Pernyataan itu menambahkan bahwa lebih dari 40 persen kabupaten Yaman menderita kekurangan dokter. Sementara hanya ada dua dokter atau kurang dari 42 persen dari 276 kabupaten yang disurvei oleh lembaga, tidak ada di hampir seperlima dari kabupaten.
“Kekurangan dalam pelayanan kesehatan berarti bahwa banyak orang yang kehilangan akses untuk menyelamatkan jiwa. Tidak adanya manajemen penyakit menular yang memadai, meningkatkan risiko wabah seperti kolera, campak, malaria dan penyakit endemik lainnya,” kata WHO.
Organisasi Kesehatan Dunia lebih lanjut menyatakan bahwa ibu dan bayi mereka yang baru lahir kekurangan pelayanan dan imunisasi antenatal yang sangat penting, serta menambahkan bahwa orang yang menderita penyakit akut dan kronis harus menghabiskan lebih banyak waktu pengobatan atau lewatkan saja.
Sebuah laporan menyebutkan bahwa konflik Yaman telah mempengaruhi kehidupan lebih dari 21 juta warga Yaman dari total penduduk 26 juta jiwa.
Sementara itu, International Children Fund (UNICEF) mengatakan 7,4 juta anak-anak Yaman sangat membutuhkan bantuan medis, dan 370.000 menjalankan risiko malnutrisi akut.
Pada tanggal 28 Oktober, juru bicara Program Pangan Dunia, Bettina Luescher, mendesak pihak yang bertikai untuk memungkinkan akses ke daerah yang paling parah, dengan alasan bahwa lembaga kemanusiaan yang berbasis di Roma merasa dibatasi untuk menyediakan lebih banyak makanan untuk warga yang terisolasi.
“Kami menyerukan kepada dunia untuk membantu kami melakukan pekerjaan kami di lapangan; kita naik banding ke sisi pertempuran yang berperikemanusiaan yang bisa mendapatkan akses ke daerah yang lebih sulit terjangkau. Anda tahu bahwa situasi rumit, infrastruktur telah rusak, pelabuhan telah rusak, [dan] sulit untuk mendapatkan bantuan, sehingga setiap bantuan yang bisa kita dapatkan sangat dihargai,” katanya.
Arab Saudi telah terlibat dalam kampanye mematikan terhadap Yaman sejak Maret 2015 dalam upaya untuk mengembalikan kekuasaan mantan pemerintah Yaman, Abd Rabboh Mansour Hadi, sekutu dekat Riyadh. (ARN)
