Kamis, 08 Desember 2016,
ARRAHMAHNEWS.COM, ALEPPO – Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bahwa kemenangan dalam pertempuran di kota Aleppo akan menjadi “langkah besar” dalam mengakhiri perang di Suriah.
Stasiun televisi al-Mayadeen mengutip wawancara Presiden Assad dengan surat kabar al-Watan yang akan diterbitkan pada hari ini, Kamis (08/12) melaporkan bahwa Presiden Suriah itu mengatakan pembebasan penuh Aleppo di barat laut Suriah akan menjadi pukulan besar bagi para pendukung kelompok militan tersebut, baik pendukung regional maupun internasional. (Baca juga: Kemenangan Pasukan Suriah di Aleppo Kian Dekat)
“Memang benar bahwa Aleppo akan menjadi kemenangan bagi kami, tapi kita harus realistis, itu tidak akan berarti akhir dari perang di Suriah,” kata Assad, “Tapi itu akan menjadi langkah besar menuju tujuan ini”.
Menanggapi pertanyaan tentang kemungkinan gencatan senjata di Aleppo, Presiden Suriah itu mengatakan bahwa kemungkinan seperti itu ” tentu saja, praktis tidak ada.”
“Amerika pada khususnya bersikeras menuntut gencatan senjata, karena agen teroris mereka sekarang dalam situasi yang sulit,” kata Assad. (Baca juga: Aleppo Dalam 24 Jam Terakhir)
Washington tidak akan memiliki kartu truf lainnya untuk ditampilkan jika Aleppo dibebaskan, Presiden Suriah menyatakan.
Assad mengatakan Aleppo adalah “harapan terakhir” militan dan pendukung mereka, “setelah kegagalan mereka dalam pertempuran Damaskus dan Homs.”
Presiden Suriah mengatakan kekalahan militan ‘di Aleppo sepenuhnya akan mengubah jalannya pertempuran di Suriah. (Baca juga: Wall Street Journal: Pasukan Suriah Dekati Kemenangan Penuh di Aleppo Timur)
“Keputusan untuk membebaskan seluruh Suriah telah diambil dan Aleppo adalah bagian dari itu,” ungkap Assad sebagaimana dikutip al-Mayadeen dikutip.
Assad juga menyatakan bahwa Turki telah melakukan yang terbaik untuk melindungi benteng pertahanan para teroris di Aleppo, tetapi gagal.
Pemerintah Suriah telah meraih kemenangan di berbagai distrik yang sebelumnya dikuasai teroris di Aleppo timur, dengan laporan terbaru mengatakan bahwa militer dan sekutunya telah berhasil merebut kembali dua-pertiga dari wilayah yang sebelumnya di bawah kendali militan.
Konflik di Suriah, yang berkobar di bulan Maret 2011, telah merenggut nyawa lebih dari 400.000 orang, menurut perkiraan Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura. (ARN)
