Senin, 19 Desember 2016,
ARRAHMAHNEWS.COM, IRAK – Ahli strategi dalam bidang keamanan, Mohammad Mohy, pada hari minggu (18/12) menjelaskan bahwa strategi terbaru dari organisasi teroris ISIS yakni akan fokus untuk melakukan serangan balik terhadap negara-negara pendukungnya yang dianggap telah mencampakkan mereka pasca kehilangan sejumlah besar wilayah kekuasaan dan benteng-benteng mereka di kota Mosul Irak dan Aleppo Suriah. (Baca juga: Abdel Bari Atwan: Bashar Assad Pecundangi Saudi dan Barat di Aleppo)
Mohy mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikutip AlMaloomah (18/12) bahwa “organisasi kriminal ISIS berencana untuk mengacaukan sistem politik di Irak dan Suriah dengan menguasai wilayah-wilayah perbatasan bersama antara kedua negara tersebut serta mereka akan membunuh warga sipil di Damaskus dan Baghdad”.
Mohy menambahkan bahwa “strategi selanjutnya yang direncanakan kelompok teroris ISIS ini adalah akan fokus untuk melakukan serangan balasan terhadap negara-negara pendukungnya setelah mereka kehilangan sejumlah besar wilayah kekuasaan dan benteng-benteng mereka di kota Mosul Irak dan Aleppo Suriah”.
Mohy menjelaskan bahwa “serangan yang dilancarkan organisasi teroris ISIS selanjutnya akan berpindah ke wilayah Yordania, Arab Saudi, Qatar dan Turki serta negara-negara Uni Eropa”. Mohy menyebutkan bahwa tindakan ISIS ini disebabkan oleh rasa sakit hati para militan ISIS karena negara-negara pendukungnya ini telah menarik dukungan militer dan keamanan untuk jaringan organisasi ISIS”. (Baca juga: Serangan Bom Mobil Tewaskan 13 Tentara Turki)
ISIS telah memulai serangannya terhadap Turki, kita bisa melihat apa yang terjadi di Turki pada hari sabtu kemarin (17/12) dimana terjadi dua ledakan terpisah di negara ini yang telah menewaskan puluhan warga sipil serta petugas polisi, sementara itu pemerintah Turki menyatakan rasa berdukanya atas dua serangan teroris yang telah menyerang negaranya tersebut. (ARN)
Sebar:
