arrahmahnews

Mufti Saudi Sebut Amerika Kafir, Tapi Ada 500 Pangkalan Militer AS di Arab Saudi

Kamis, 05 Januari 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, RIYADH – Mengapa ada lebih dari 500 pangkalan militer AS di Arab Saudi, di saat ulama dan mufti-mufti Saudi mengklasifikasikan warga Amerika sebagai orang-orang kafir?. (Baca juga: Jejak Pengabdian Saudi Kepada Barat dan Zionis)

Tidakkah pangkalan-pangkalan militer itu yang telah  menghancurkan negara-negara Arab dan  Muslim? bukankan itu adalah tanah Allah yang suci? Lalu, kepada siapa Arab Saudi berkiblat? Kenapa mereka tunduk pada kekuatan-kekuatan arogan dan melayani kepentingan mereka? (Baca juga: SADIS… Duet Saudi-Amerika Pembunuh Rakyat Yaman)

Berikut sebagian pangkalan-pangkalan militer AS yang terletak  di Arab Saudi:

Pangkalan angkatan darat :

  • King Khalid Military City, terletak di wilayah timur laut dekat Hafr Al Batin, persimpangan jalan yang mengarah ke Riyadh, Kuwait, Dammam dan Amman.

Kota militer ini, sekitar 120 kilometer dari Kuwait ke selatan, 250 km dari pelabuhan (Ra’su Mhaab) di Teluk, dan 400 kilometer dari ibukota, Riyadh. Pangkalan militer ini bisa menampung sekitar 70 ribu personil militer beserta keluarga mereka. Pembangunan pangkalan ini telah menelan biaya $ 7500000000.

Pangkalan militer Raja Khalid memiliki fasilitas untuk markas angkatan laut, udara dan darat, dan ruang operasi di bawah tanah. General Command Center dan School Corps of Engineers, dilindungi oleh sistem rudal dan beberapa pesawat. Pangkalan ini adalah pusat pasukan AS selama perang Teluk. (Baca juga: Arab Saudi bukan “Negara Islam”, Tapi “Penjual Islam”)

  • King Abdul Aziz Military City, terletak di barat laut Arab Saudi, dekat kota Tabuk, dan sekitar 160 km dari perbatasan Yordania dengan Palestina.
  • King Faisal Military City, terletak di wilayah selatan Khamis Mushayt, di pegunungan Asir selatan Arab Saudi, sekitar 100 kilometer dari perbatasan Yaman.
  • King Fahd Military City di Dhahran.
  • King Khalid Military City, untuk pasukan pertahanan udara, mulai digunakan oleh pasukan AS  selama perang Teluk. Um Al-Sahek adalah sebuah kota kecil di Provinsi Timur Arab Saudi, yang terletak 10 Kilometer dari barat daya Ras Tanura. Tempat ini terkenal dengan sumber mata air alami yang memungkinkan untuk digunakan lahan pertanian.
  • Prince Sultan Air Base di Al-Kharj:  terletak sekitar 100 km sebelah tenggara dari (Riyadh) dan terdapat pabrik untuk senjata dan amunisi.
  • Pusat Pertahanan Udara di Riyadh, yang mengendalikan seluruh sistem sistem pertahanan udara Arab Saudi, melaksanakan pengamanan dengan pemantauan langsung dari udara. Selain itu, juga mampu mengendalikan sistem persenjataan dan perangkat komando serta pengontrolan di tempat-tempat milik pertahanan udara, dengan meyebar enam pengontrol yang tersebar di seluruh pulau.
  • Ruang Operasi Perang, yakni kompleks besar yang terpisah dari bangunan Kementerian Pertahanan di Riyadh, dan ruang operasi ini mengendalikan pasukan aliansi AS dan Barat selama Perang Teluk.
  • Pusat Komando, yang mengatur komando pasukan koalisi di timur (Rīsh al Manjūr). Pusat Komando ini dilengkapi dengan ruang bawah tanah dan dikelilingi oleh pagar karung pasir, serta beberapa tenda. Pusat Komando terletak 40 kilometer dari kota Al Khafji.

Pangkalan angkatan udara

  • King Abdulaziz Air Base di Dhahran, adalah induk dari semua pangkalan AS di Timur Tengah, dan link utama antara basis Amerika di Eropa dan Asia Barat.
  • King Abdullah bin Abdul Aziz Air Base di Jeddah.
  • King Fahd Air Base di Taif.
  • King Faisal Air Base di Tabuk.
  • King Khalid Air Base di Khamis Mushayt.
  • Prince Sultan Air Base di al Kharj, sekarang menjadi markas pasukan udara AS, Inggris dan  Perancis. Sebelumnya adalah pangkalan pesawat-pesawat AS dari Oman dan Amerika Serikat, sekarang telah dikembangkan dan diperluas untuk markas angkatan udara Amerika, Inggris dan Perancis.
  • Riyadh Air Base, pangkalan untuk pesawat-pesawat AS, Inggris dan Perancis, serta tempat untuk pesawat pengisi bahan bakar, pesawat (AWACS), dan pesawat transport. Pangkalan inilah juga pernah digunakan untuk meluncurkan rudal Patriot selama Perang Teluk.
  • Hafr Al Batin Air Base, pangkalan khusus untuk pesawat canggih (F-111) untuk kegiatan spionase. Dan digunakan juga untuk helikopter, pesawat dukungan udara dan pesawat pelatihan AS.
  • Selama perang Teluk, AS telah menggunakan 21 bandara sipil yang tersebar di Arab Saudi, yang telah ditambah landasan pacu baru, dan sebagian landasan pacu lama diperpanjang serta ditambah lagi sejumlah besar lapangan udara tambahan di wilayah timur, dan King Khalid Military City di Hafr Al-Batin dibuatkan landasan untuk menerima pesawat angkut raksasa C-5.

Bandara sipil yang telah dialihkan:

  • Bandara Regional Qashim, digunakan untuk Pesawat-pesawat tempur lokal.
  • Bandara Hael, digunakan untuk pesawat tempur lokal.
  • Bandara Jeddah untuk mengisi bahan bakar pesawat-pesawat AS, dan pesawat pemom B52  yang datang langsung dari pangkalan Amerika  (Diego Garcia) di Samudera Hindia, dan (Moron) di Spanyol, dan dari Inggris.
  • Bandara Raja Khaled di Riyadh, digunakan untuk pesawat Amerika dan Perancis.
  • Bandara Ahsa, digunakan untuk penempatan pasukan Perancis, dan dirubah menjadi pangkalan militer dengan peralatan lengkap.
  • Bandara Raja Fahd di Qatif, digunakan untul pesawat Amerika, serta sebagai pangkalan militer pasukan AS yang terbang dari pelabuhan timur ke bandara Hafr Al-Batin.
  • Bandara Qaisumah, digunakan untuk pesawa Amerika yang mengangkut tank jenis A10.
  • Landasan untuk pesawat C130 di padang pasir untuk pangkalan tentara AS dan Barat selama operasi Desert Storm di Yaman.

Pangkalan angkatan laut;

  • Pangkalan Angkatan Laut Raja Fahd di Jubail.
  • Pangkalan Angkatan Laut  di Jeddah.
  • Pangkalan Angkatan Laut Raja Abdul Aziz di Dammam.
  • Pelabuhan komersial yang telah dirubah menjadi pangkalan militer sebagai berikut: Pelabuhan Raja Abdul Aziz di Dammam, AS menggunakan tiga perempat dari tiga puluh sembilan tempat yang ada. Pelabuhan Komersial Jubail, digunakan oleh  AS, dan Divisi Lapis Baja Inggris. Pelabuhan industri Yanbu, digunakan pasukan Prancis. Pelabuhan Komersial Yanbu, digunakan pasukan Saudi dan Mesir. Pelabuhan Alqdeimh dekat Jeddah,  adalah pelabuhan militer kecil yang dijadikan sebagai pelabuhan cadangan.

Bagaimana menurut Anda, Bukankah ini adalah negara yang terjajah? Bukankah ini menunjukkan bahwa Arab Saudi adalah jongos AS dan Barat dalam melayani kepentingan mereka di Tiur Tengah? Pantaskah kita masih menganggap Arab Saudi sebagai negara pelindung tanah suci?

Perlu diketahui bahwa tempat-tempat ini telah banyak dipublikasikan oleh surat kabar, media dan situs-situs berita internasional. (ARN)

Sumber: Middle East Panorama

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: