arrahmahnews

Wahabisme Sebabkan Atheisme Merajalela di Arab Saudi

Minggu, 29 Januari 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, RIYADH – “Atheisme di Saudi” telah menjadi familiar terutama dalam media sosial warganya, dan beberapa studi menunjukkan bahwa “rasio” Atheisme terbesar di negara Islam ada di Arab Saudi. Kenapa hal itu terjadi? hal itu tak lain dari ideologi dan fatwa ulama Wahabi yang suka mengkafirkan, membid’ahkan kelompok lain, pembunuhan hingga pemenggalan kepada kelompok yang tidak sejalan dengan mereka. (Baca juga: Ideologi Wahabi Picu Demam Atheis di Timur Tengah)

Gelombang Atheisme sedang menyapu Arab Saudi, kampanye perobekan Al-Quran sedang terjadi di Arab Saudi. Puluhan hastag di Twitter terindikasi Atheis dan mengundang kemarahan, namun mau bagaimana lagi sudah ada 6 persen warga Saudi yang menjadi Atheis, menurut laporan Gallup Center untuk studi muslim.

Menurut laporan Gallup Center “indeks religiusitas dan Atheisme pada 2013”, menunjukkan 1 dari 20 orang Saudi adalah “Atheis murni”, yang menempatkan Arab Saudi di tingkat teratas dari negara-negara Arab yang paling banyak Atheisnya dari 75 persen orang-orang religius, dan 19 persen warga Saudi memandang diri mereka tidak beragama!

Dalam sepuluh tahun terakhir, sarana komunikasi dan jaringan sosmed menjadi berkontribusi terbesar dalam mempengaruhi warga Saudi. (Baca juga: Arab Saudi bukan “Negara Islam”, Tapi “Penjual Islam”)

Baik pemuda yang sedang mencari cinta, atau seorang analis politik yang mencoba berbicara, atau seorang penulis berpengalaman yang mencari member tulisannya, atau seorang Atheis yang mencari kawan-kawan sejawatnya di internet yang melayani sepanjang waktu.

Salah satu pemilik aku twitter mengatakan, “Sosial media seperti Facebook dan Twitter telah mempermudah akses untuk orang-orang  yang tertarik pada nilai-nilai sekularisme, kita bisa bicara dengan mereka secara bebas bahwa “kita adalah orang-orang kafir.” (Baca juga: Mengenal Para Mufti Wahhabi Pembuat Fatwa Horor dan Takfiri)

Hanya saja fakta yang memukau bukan karena banyaknya orang yang Atheis, tapi ada beberapa orang yang telah lanjut umurnya, namun menyembunyikannya selama beberapa dekade.”

Sebagaimana juga ada sebuah kelompok yang menyebut dirinya “The Saudi Atheist”, yang menawarkan hadiah satu juta dolar untuk setiap orang yang dapat membuktikan keberadaan Tuhan.

Hingga akhirnya ada sebagian Atheis mengupload foto yang bertuliskan bahwa mereka adalah Atheis di depan Ka’bah, Masjidil Haram. Sebagian lagi melakukan perobekan Al-Quran untuk membangkitkan kemarahan umat Islam di kerajaan.

Salah satu kicauan pengguna Twitter, mengatakan “Atheisme adalah doktrin yang sedang menyerang Arab Saudi. Lebih dari dua juta warga Saudi menjadi Atheis karena pengasingan.” Dalam kampanye hastag merobek Al-Quran, seorang pemilik akun twitter menegaskan “Ada tiga juta Atheis di Saudi dan saya tidak berpikir bahwa merobek Al-Quran adalah moral mereka.”

Sebagian mereka memegang tanggung jawab ini, dikarenakan kontradiksi, keanehan dan fatwa-fatwa ekstrim ulama Saudi, bahkan ada yang berpendapat bahwa “di setiap rumah di Saudi pasti ada Atheis.”

Pemilik akun Twitter Atheis dalam twettnya menantang “anggaplah saya seorang Atheis baru di Saudi, sejak kecil orang tua saya menakut-nakuti ujaran-ujaran bid’ah, sesat dan kafir, serta mengajari saya kejahatan dan prilaku tidak manusiawi, bahkan melarang kami untuk berpikir atau mengkritisi teks-teks agama atau keyakinannya”.

Dia juga menambahkan, “Sekarang  kebenaran sudah terungkap yang  dapat mengendalikan pikiran dan was-was anda, serta meyakinkan diri anda bahwa semua itu adalah  mitos dan tidak mempengaruhimu”.

Belum selesai kasus hastag yang penuh fitnah dan pencemaran nama baik, ada salah seorang Atheis men-twett  “normal saja jika anda seorang Atheis dan berpura-pura menolong Palestina .. persyaratan untuk menjadi seorang Atheis adalah bersama Israel”. (Baca juga: GILA! Ulama Saudi Akui Keyakinan ISIS Sama dengan Wahabi: VIDEO)

Lainnya menulis, “Salah satu keajaiban Twitter, saya berteman dengan seorang Atheis dan orang yang selalu men-tweet Quran dan doa-doa… segala sesuatu di negara ini,  kualitasnya dibuat-buat!”.

Yang lain juga menceritakan kisah nyata “seorang Atheis Saudi temannya berkata kepadanya bahwa saya tidak berpikir anda seorang Atheis, lalu dia menjawab  (demi Tuhan) saya adalah seorang atheis.”

Berapapun banyaknya diskusi dan debat yang ada di situs jejaring sosial, orang-orang “Atheis” itu takut untuk mengekspresikan pandangan mereka secara terbuka.

Sementara dakwa agama selain Islam di Arab Saudi, adalah pelanggaran hukum dan akan dipidana. Para pemilik akun twitter Atheis berkata “sudah tidak diragukan lagi bahwa Atheisme menurut orang-orang Saudi lebih berbahaya dari yang menganut agama selain Islam.” Dan Atheisme menurut banyak ulama di Arab Saudi, mengarah ke kehidupan hedonis. (Baca juga: Mufti Wahabi; Maulid Nabi Syirik, Hari Jadi Kerajaan Saudi Wajib)

Sebagian ulama menjelaskan beberapa alasan kenapa mereka meninggalkan agama Islam dan beralih ke Atheisme, yaitu “beberapa ajaran agama dan hukum di Saudi tidak masuk akal. Oleh karena itu, mereka mulai bertanya tentang hal-hal kecil, seperti mengapa, mengapa perempuan harus menutupi wajah mereka, mengapa berziarah haram, mengapa menghormati makam di bilang bid’ah”.

Kemudian mereka mulai membaca tentang metode yang mengandung nas-nas dan hadis Islam … supaya mereka yakin bahwa semua agama tidak lebih dari sekadar “inovasi.”

Orang-orang Atheis masih menampakkan kepura-puraanya menjadi muslim ketika berada di lingkungan keluarga muslim. Salah satu dari mereka men-tweet “Dalam beberapa kesempatan, semua ini menyebabkan kefrustasian.”

Dalam tweet yang lain, mereka berkata sangat beruntung karena keluarganya tinggal di kota lain di Arab Saudi, dan karena itu, mereka tidak perlu berbohong.

Para Atheis menggambarkan negara mereka dengan kekakuan “yang membuat mereka takut.”

Bagaiamana pun mereka yakin dengan ke Atheisannya tidak akan pernah berani untuk berbicara secara terang-terangan karena melihat apakah pemerintah akan mengambil langkah tentang hal itu atau tidak, karena pemerintah akan memisahkan keluarganya, dan akan diusir dari pekerjaannya, bahkan bisa disiksa secara fisik.

Banyak pandangan-pandangan lain di situs jejaring sosial, seperti seseorang mengatakan ia mengklaim sudah menjadi Atheis sejak lama baik di YouTube atau Twitter atau lainnya, tetapi mengatakan, “Saya suka diri saya hidup dalam dualitas, kita tidak yakin dengan Atheisme namun kami menghadirkan kejutan budaya kognitif yang membuat kami meragukan segala sesuatu, dan kecurigaan bertambah ketika membaca filsafat serta mengikuti para pelopor Atheisme seperti Richard Dawkins, Sam Harris dan lainnya, yang telah membuat goncangan pada akidah kami dan memberikan sikap skeptis tentang semua yang ada di dalam wacana Islam yang kaku yang tidak menggerakan akal dan tidak pula mengenalinya.” (Baca juga: Komersialisasi Mekkah, Ambisi Saudi Hancurkan Kota Suci Umat Islam)

Yang lain mengatakan, “sekarang saya banyak membaca Al Qur’an dan saya mencoba untuk menemukan agama baru dan menjadikannya pedoman dengan sendirinya bukan karena didoktrin, dan setiap hari keyakinan saya meningkat bahwa manusia tanpa agama atau tujuan akhirat itu lebih mirip seperti binatang”. (Baca juga: NU: Saudi Hancurkan Situs Nabi dan Bangun Berhala Modern)

Yang mengejutkan, para agamawan menyeru agar menghentikan mereka dengan menjawab semua syubhat yang mereka lontarkan dengan jawaban logis, sementara ke-Atheis-an mereka disebabkan karena ketidak logisan ideologi yang mereka sebarkan “Wahabi”. (ARN)

Sumber: Al-Arab Online

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca